Kepercayaan bangsa Yunani yang
hidup pada abad ke-6 SM menganut kepercayaan bahwa kebenaran hanya bersumber
pada dongeng-dongeng, bukan lewat akal pikir. Kemudian pada abad ini muncul
sejumlah pemikir yang mentang adanay mitos. Yang menginginkan pertanyan tentang
misteri alam semesta ini jawabannya dapat diterima oleh akalà
Demitologi. Upaya para ahli pikir untuk mengarahkan pada suatu kebebasan
berpikir ini menyebabkan banyak orang mencoba membuat suatu konsep yang
dilandasi kekuatan akal pikir secara murni. Berikut tiga Faktor yang menjadi
ladasan Filsafat Yunani lahir :
1.
Bangsa Yunani yang kaya
akan mitos, mitos dianggap sebagai awal dari upaya orang untuk mengetahui atau
mengerti. Kemudian mitos tersebut disusun secara sistematis yang untuk
sementara kelihatan rasional sehingga muncul mitos selektif dan rasional.
2.
Karya sastra Yunani
yang dianggap sebagai pendorong kelahiran filsafat Yunani, yang banyak menjadi
pedoman bagi orang-orang Yunani yang didalamnya mengandung nilai-nilai
edukatif.
3.
Pengaruh ilmu pengetahuan
yang berasal dari Babylon (Mesir) di Lembah
Sungai Nil.
Dengan adanya tiga faktor ini,
kedudukan mitos digeser oleh logos (akal),
sehingga setelah pergeseran tersebut filsafat lahir.
A.
Yuanani Kuno
Periode
Yunani Kuno ini lazim disebut periode filsafat alam, dikarenakan muculnya para
ahli pikir alam, dimana arah dan perhatian pemikirnya kepada apa yang diamati
di sekitarnya.
Para
pemikir filsafat Yunani yang pertama berasal dari Miletos, sebuah kota
perantauan Yunani yang terletak di pesisir Asia Kacil.
1.
Thales (625-545 SM).
Nama
Thales muncul atas penuturan sejarawan Herodotus pada abad ke-5 SM. Aristoteles
memberikan gelar The Father of
Philosophy, juga menjadi penasihat teknis ke-12 kota Ionia. Salah satu jasa
besarnya adalah meramalkan gerhana Matahari pada tahun 585 SM. Thales
mengatakan bahwa komposisi alam semesta ini berasal dari air sebagai materim kosmis. Dalam sejarah matematika, Thales
dianggap sebagai pelopor geometri abstrakyang didasarkan kepada petunjuk
pengukur banjir.[1]
2.
Anaximandros (640-546 SM).
Orang
pertama yang mengarang suatu traktat dalam kesusastraan Yunani. Berjasa dalam
bidang astronomi, geografi. Orang pertama yang membuatn Peta Bumi. Menurut
Anaximandros, alam ini unsur yang udara.
Pendapatnya, Bumi ini berbentuk silinder, lebarnya tiga kali lebih besar dari
pada tingginya.
3.
Pythagoras ( +572 – 497 SM)
Lahir
di pulau Samos, Ionia. Menurut Aristoxenos, murid dari Aristoteles, Pythagoras
pindah ke kota Kroton, Italia Selatan karena tidak setuju dengan pemerintah
Polykrates yang bersifat tirani. Substansi dari semua benda adalah bilangan,
dan segala gejala alam merupakan pengungkapan indrawi dari
perbandingan-perbandingan matematis. Setiap tentang bilangan dasar dri 1 sampai
10 mempunyai kekuatan dan arti sendiri-sendiri. Satu adalah asal mula segala
sesuatu sepuluh, dan sepuluh adalah bilangan sempurna. Alam semesta merupakan
satu kesatuan yangt teratur dan harmonis seperti music. Keharmonisan akan
tercapai dengan nmenggabungkan hal-hal yang berlawanan ;Terbatas – tak terbatas.
Ganjil – genap. Satu – banyak. Laki-laki – perempuan.
Kearifan
hanya dimiliki oleh Tuhan, makanya ia tidak mau disebut sabagai orang arif
seperti Thales, akan tetpi menyebut dirinya senagai philosophos, pencipta kearifan.
4.
Xenophanes (570 - ? SM).
Lahir
do Xolophon, Asia Kecil. Umur 25 tahun mengembara ke Yunani. Membantah adanya
antropomorfisme Tuhan-Tuhan, yaitu Tuhan di gambarkan sebagai manusia.
Membantah bahwa Tuhan bersifat kekal dan tidak mempunyai permulaan.
5.
Heraclitos (535 – 475 SM).
Lahir
di Ephesus, kota perantauan di Asia kecil, kawan dari Pythagoras dan
Xenophanes. Pemikiran filsafatnya yang terkenal adalah filsafat menjadi.
Ucapannya yang terkenal adalah segala sesuatunya mengalir bagaikan arus sungai
dan tidak satu orang pun yang dapat masuk ke sungai yang sama dua kali.
Pengathuan yang sejati adalah pengatahuan yang selalu berubah-ubah. Realitas
merupaka sesuatu yang khusus, jumlahnya banyak san bersifat dinamis. Setiap
benda terdiri dari hal-hal yang sifatnya berlawanan atau bertentangan. Yang satu adalah banyak, dan yang banyak
adalah satu. Asas yang pertama dari alam semesta ini adalah api.[2]
6.
Parmenides (540 – 475 SM).
Lahir
di kota Elea, kota perntauan Yunani di Italia Selatan. Orang pertama yang
memikirkan hakekat tentang ada (being). Realitas adalah gerak dan perubahan
Mengenai Hakikat yang Ada (being).
Yang
ada itu ada, yang ada tidak dapat hilang menjadi tidak ada. Yang tidak ada
tidak mungkin menjadi ada, yang tidak ada adalah tidak ada. Sehingga yang tidak
ada tidak dapat dipikirkan, dan yang dapat dipikirkan hanya yang ada saja. Yang
ada itu satu, umum, tetap dan tidak dapat dibagi-bagi karena membagi yang ada
akan menimbulkan atau melahirkan banyak yang ada, dan itu tidak mungkin. Tidak
ada kekuatan yang dapat menandingi yang ada, yang tidak dapat lagi ditambah dan
tidak dapat pula dikurangi. Dalam hal ini, Parmenides menganggap yang ada itu
adalah Tuhan yang Maha Sempurna.
7.
Zeno ( + 490 – 430 SM).
Lahir
di Elea, murid dari Parmenides. Menurut Aristoteles, Zeno merupakan orang yang
menemukan dialektika (Hipotesis). Contoh Hipotesis yang digunakan oleh Zeno
dalam mengemukakan hipotesis terhadap lawan gerak ; Achiles si jago lari
termasyhur dalam mitologi Yunani tidak dapat menang melawan kura-kura. Karena
kura-kura berangkat sebelum Achiles, sehingga Achiles lebih dahulu harus
melewati atau mencapai titik dimana kura-kura berada saat ia berangkat. Setelah
Achiles berada di suatu titik, kura-kura tersebut sudah lebih jauh lagi, dan
seterusnya sehingga jarak antara Achiles dan kura-kura selalu berkurang, tetapi
tidak pernah habis.
Argumentasi
Zeno selama 20 Adab tidak terpecahkan orang secara logis. Baru dapat dipecahkan
setelah para ahli matematika membuat pengertuan limit dari seri tak terhingga.
8.
Empedocles (490 – 435 SM).
Lahir
di Akragos, pulau Sicilia. Alam semesta ini di dalamnya tidak ada yang di
lahirkan secara baru, dan tidak ada yang hilang. Realitas teusunoleh empat
unsur, yaitu Api, Udara, Tanah dan Air, kemudian digabungkan. Dari penggabungan
itu menghasilkan suatu benda dengan kekuatan yang sama, tidak berubah, walaupun
dari komposisi yang berbeda. Ada dua unsur yang mengatur alam semesta ni, yaiu
Cinta dan Benci. Cinta mengatur ke arah penggabungan, sedangkan Banci mengatur
ke arah perceraian. Dari semua hal yang dikemukakan oleh Empedocles, ia juga
mengemukakan teori pengenalan bahwa yang sama mengenal yang sama.
9.
Anaxagoras ( +499 – 420 SM).
Lahir
di kota Klazomenai, Ionia, yang kemudian menetap di Athena selama 30
tahun.Pemikirannya, realitas bukanlah satu, tetapi terdiri dari banyak unsur
dan tidak dapat dibagi-bagi lagi, yaitu atom.
10.
Democritos (460 – 370 SM).
Lahir
di Kota Abdera di pesisir Thrake di Yunani Utara. Realitas bukalah satu, tetapi
terdiri dari banyak unsur dan jumlahnya tak terhingga. Unsur tersebut yaitu
atom. Karena atom memiliki tiga hal yaitu, bentuk, urutan dan posisinya, maka
atom-atom tersebut tidak dapat dimusnahkan, tidak berubah dan tidak
berkualitas. Menurut Democritos, realitas itu ada dua, yaitu atom itu sendiri
dan ruang kosong tempat atom bergerak.
B.
Yunani Klasik.
Pada
masa Yunani Klasik ini, filsafat berkembang sangat pesat dengan ditandai
semakin besar minat orang terhadap filsafat. Aliran yang mengawali periode
Yunani Klasik ini adalah kaum Sofisme. Kaum Sofis dengan Socrates memiliki
hubungan yang sangat erat sekali. Sehingga menurut Aristoteles, Socrates
termasuk kaum Sofis. Yang membedakannya hanya terletak pada pemikiran Socrates
yang merupakan suatu kritik dan reaksi terhadap pemikiran kaum Sofis.[3]
- Kaum
Sofisme
Sofis
merupakan suatu gerakan dalam bidang intelektual yang disebabkan oleh pengaruh
kepesatan minat orang terhadap filsafat. Istilah sofis mempunyai arti sarjana
atau cendikiawan. Di kemudian hari sofis memiliki arti yag kurang baik, karena
sofis diartikan sebagai orang yang pekerjaannya menipu dan omongan besar. Ada
tiga faktor yang mendorong timbulnya kaum Sofis, yaitu :
a. Perkembangan
secara pesat kota Athena dalam bidang politik dan ekonomi.
b. Setelah
kota Athena mengaalami keramaian penduduknya yang bertepat tinggal, maka
kebutuhan dalam bidang pendidikan tidak terelakkan lagi karena desakkan kau
intelektual. Terlebih lagi kota Athena sebagai pusat politik sehingga peranan
pendidikan sangat penting untuk mendidik kaum mudanya.
c. Karena
pemukiman perkotaan bangsa Yuanani biasanya terletak dipantai, kontak dan
pergaulan dengan bangsa lain tidak dapat dihindari lagi.
Salah
satu tokoh kaum Sofis adalah sebagai berialkut :
a. Gorgias
dan Protagoras(480-380 SM).
Lahir
di Leontinoi. Menurutnya, pendapat yang penting adalah bagaimana dapat
meyakinkan orang lain agar menerima pendapat kita
Pendapatnya yang
penting adalah :
a. Mencari
keterangan tentang asal usul yang ada;
b. Bagaimana
peran manusia sebagai makhluk yang mempunyai kehandak berpikir karena dengan
kehendak berpikir itulah manusia mempunyai pengetahua yang nantinya akan
menetukan sikap hidupnya;
c. Norma
yang sifatnya umum tidak ada, yahg ada norma yang sifatnya individualistis;
d. Kebenaran
tidak diketahui sehingga ia termasuk penganut Skeptisisme.
Ada
yang menganggap aliran sofisme dapat merusak dunia filsafat. Aspek positif dari
kaum sofis ini, yaitu mempengaruhi kebudayaan Yunani, yaitu suatu revolusi
intelektual, dan mengangkat manusia sebagaiobjek pemikiran filsafat. Aspek
negatifnya, mengahancurkan kebudayaan Yunani terutama nilai-nilai tradisional (agama
dan moral) dihancurkan.
- Socrates (Filosofis)(469-399).
Anak
dari seorang pemahat Sophroniscos, dan Ibunya bernama Phairnarete, yang
pekerjaanya seorang bidan (keluara kaya). Socrates mengarahkan perhatiannya
pada manusia sebagai objek pemikiran filsafatnya. Socrates dituduh memberikan
ajaran barunya, merusak moral para pemuda, dan menentang kepercayaan Negara.
Socrates dihukum mati dengan meminum racun pada umur 70 tahun yaitu pada tahun
399 SM. Berdialog dengan muridnya merupakan cara Socrates dalam mengajar
muridnya. Pengatahuan sejati menurut Socrates adalah suatu unsur yang
menghilangkan unsur yang berbeda, sehingga tinggal unsur yang sama yang
bersifat umum. Seseorang yang memiliki pengetahuan sejati telah memiliki
kesempurnaan sebagai manusia.
- Plato (Idealis ) (427-347 SM).
Plato
merupakan pengikut Socrates yang paling taat diantara para pengiktnya. Lahir di
Athena, dengan nama asli Aristocles. Pada usia 40 tahun, Plato berguru pada
Pyrhagoras, dan sepulangnya itu Plato mendirikan sekolah Akademia yang diberi
nama “Akademia”, karena kedekatannya dengan kuil Akademos seorang pahlawan
Athena. Titik tolak pemikiran filsafatnya ; ia mencoba menyelesaikan
permasalahan lama : mana yang benar yang berubah-ubah (Heraclitos) atau yang
tetap (Parmenides).[4]
- Dunia
Ide dan Dunia Pengalaman.
Menurutnya,
manusia berada dalam dua dunia, dunia pengalaman yang selalu berubah-ubah,
tidak tetap, bermacam-macam, kemudian dunia ide yang bersifat tetap, hanya satu
macam dan tidak berbah. Dunia pengalaman merupakan bayang-bayang dari dunia
ide, sedangkan dunia ide merupakan dunia realitas yang sesungguhnya. Dengan
ajarannya itu, Plato berhasil menjembatani pertentangan perndapat antara
Heraclitos dan Parmenides. Menurut Plato, pemikiran Heraclitos itu benar tetapi
hanya berlaku pada dunia pengalaman, juga dengan pemikiran Parmenides itu juga
benar tetapi hanya berlaku pada dunia ide. Plato selangkah lebih maju
pemikirannya dari pada Socrates (gurunya), bila Socrates mengatakan bahwa
sesuatu yang umum itu realitas kenyataan, maka Plato berpendapat bhawa hakekat
suatu realitas itu bukan “yang Umum”, tetapi yang mempunyai kenyataan dan
terpisah dari sesuatu yang konkrit yaitu ide.
Pemikiran
tentang Tuhan, Plato mengemukakan bahwa terdapat beberapa masalah bagi manusia
yang tidak pantas apabila tidak mengetahuinya, yaitu ;
a. Manusia
itu mempunyai Tuhan sebagai pencipta.
b. Tuhan
itu mengetahui segala sesuatu yang diperbuat oleh manusia.
c. Tuhan
hanya bisa diketahui dengan cara yang negative, tidak ada ayat, tidak ada anak
dan lainnya.
d. Tuhanlah
yang menjadikan alam inidari tidak mempunyai peraturan menjadi mempunyai
peraturan.
Konsepnya
tentang etika sama seperti Socrates, yaitu bahwa tujuan hidup manusia adalah
hidup yang baik.Menurut Plato, di dalam Negara yang ideal terdapat tiga golongan
berikut :
a. Golongan
yang tertinggi, terdiri dari orang-orang yang memerintah.
b. Golongan
pembantu, terdiri dari para prajurit, yang bertugas untuk menjaga keamanan
Negara dan menjaga ketaatan para warganya.
c. Golongan
Rakyat biasa, terdiri dari petani, pedagang, tukangm yang bertugas untuk
memikul ekonomi Negara.
Tugas
negarawan adalah mencipta keselarasan antara emua keahlian dalam Negara
sehingga mewujudkan keseluruhan yang harmonis.
- Aristoteles (384-322 SM).
Lahir
di Stageria, Yunani Utara pada tahun 384 S, Ayahnya seorang dokter pribadi di
Raja Macedonia Amyntas.Pada usia 17 tahun, Aristoteles dikirim ke Athena untuk
belajar di Akademia Plato selama kira-kira selama 20 tahun hingga Plato
Meninggal. Di Akdemia, Aristoteles mengajar logika dan retorika. Setelah Plato
meninggal, Aristoteles meninggalkan Athen bersama dengan rekan-rekannya, Karen
ia tidak setuju dengan pengganti Plato di Akademia tentang filsafat. Setelah
tiba di Assos, ia dengan rekannya mengajar di Assos. Disini Aristotele menikah
dengan Pythias. Pada tahun 345 SM kota Assos diserang oleh tentara Parsi,
Rajanya (rekan Aristoteles) dibunuh, kemudianAristoteles dengan kawannya
melarikan diri ke Mttilene di pulau Lesbos tidak jauh dari Assos. Tahun 342 SM
Aristoteles diundang raja Philippos dari Macedonia untuk mendidik anaknya
Alexander, kemudian Aristoteles mendirikan sekolah Lykeion. Karya-kaya
Aristoteles berjumlah delapan pokok bahasan sebagai berikut :
Ø
Logika, filsafat alam,
Psikologi, Biologi, Metafisika (oleh Aristoteles dinamakan sebagai filsafat
pertama atau theologia), Etika,
Poltik dan Ekonomi, Retorika dan Poetika.
Menurut
Aristoteles, pengatahuan manusia hanya dapat dimunculkan dengan dua cara.
a. Yang
pertama dengan cara induksi, suatu proses berpikir yang bertolak pada hal-hal
yang khusus untuk mencapai kesimpulan yang sifatnya umum.
b. Yang
kedua deduksi, yaitu proses berpikir yang bertolak pada dua kebenaran yang
keduanya tidak diragukan lagi untuk mencapai kesipulan sebagai kebenaran yang
ketiga.
Mengenai
realitas atau yang ada, Aristoteles tidak sependapat dengan gurunya Plato yang
mengatakan bahwa realitas itu ada pada dunia ide. Menurut Aristoteles, yang ada
itu berada pada hal-hal yang khusus dan konkret. Realitas terdapat pada yang
khusus dan individual.
- Filsafat Hellenisme.
Pokok
permasalah filsafat dipusatkan pada cara hisup manusia sehingga orang yang
dikataka bijaksana adalah orang yang engatur hidupnya menurut budinya. Filsafat
Hellenisme ini dimulai pada pemerintahan Alexander Agung (356 - 23 SM) atau
Iskandar Zulkarnain Raja Macedoni. Pada zaman ini terjadi pergeseran filsafat,
dari filsafatteoritis menjadi filsafat praktis.
a.
Epicurisme.
Sebagai
tokohnya Epicurus (31 – 271 SM), lahir di Samos dan mendapatkan pendidikan
diAthena. Pokok ajarannya adalah bagaimana agar manusia itu dalam hidupnya
bahagia. Agar manusia dalam hidupnya bahagia, terlebih dahulu harus memperoleh
ketenangan jiwa. Menurut kenyataan, banyak manusia yang hidupnya tidak bahagia
karena mengalam ketakutan. Terdapat tiga ketakutan dalam diri manusia seperti berikut
ini :
Pertama : Agar manusia tekut
terhadap kemarahan dewa.
Kedua
: Agar manusia
tidak takut terhadap kematian. Tidak beralasan apabila manusia takut terhadao
kematian karena keamatian itu merupakan akhir suatu kehidupan dan setelah
manusia hidup, tidakada kehidupan lagi.
Ketiga
: Agar manusia
tidak takut terhadap nasib. Karena nasib manusia tidak ditentukan oleh
dewa-dewa, melainkan ditentukan oleh atom-atom.
b.
Stoaisme.
Sebagai
tokohnya Zano (366 – 264 SM). Yang berasal dari Citium, Cyprus.Pokok ajarannya
adalah bagaimana manusia dalam hidupnya dapat bahagia. Untuk mebncapai
kebahagiaan itu, manusia harus harmoni terhadap alam, harmoni terhadap dirinya
sendiri. Apabila manusia terlah dapat harmoni mencapai harmoni dengan dirinya
sendiri, maka kebahagiaan bukan lagi sebagai tujuan hidup, tetapi dalam keadaan
harmoni dengan dirinya sendiri. Itulahsesungguhnya manusia dalam keadaan apathea, yaitu keadaan tanpa rasa, atau
keadaan manusia di mana dirinya dapay menguasai segala perasaan.
c.
Skeptisisme.
Tokohnya
adalah Pyrrhe (360 – 270 SM). Pokok ajarannya adalah bagaimana cara manusia
agar dapat hidup berbahagia. Manusia yang hidupnya tidak bahagia, akan sukar
dalam mencapai kebijaksanaan. Orang yang tidak pernah mengambil keputusan
adalah orang yang tidak pernah melakukan kesalahan. Orang yang bijaksana adalah
orang yang selalu ragu-ragu.
d.
Neo-Platonisme.
Tokohnya
adalah Plotinus dan Ammonius Sacca. Plotinus (204 – 270 SM) lahir di Lykopolis,
Mesir. Pemikiran filsafatnya adalah bahwa asas yang menguasai segala sesuatu
adalah satu. Perpaduan antara filsafat Plato dengan diberi penekanan kepada
upaya pencarian pengalaman batiniah untuk menuju ke kesatuan Tuhan (yang Esa).
Pemikirannya, karena Tuhan merupakan isi dan titik tolak pemikirannya, tuhan
dianggap sebagai kebaikan Tertinggi dan sekaligus menjadi tujuan semua
kehendak. Demikian juga, manusia sebagai makhluk bukanlah sebagai ciptaan
Tuhan, tetapi pancaran uhan. Karena segala sesuatu itu timul dengan sendirinya,
tugas manusia adalaha kembali keasalnya yaitu Tuhan. Plotinus mengharapkan agar
manusia tidak menekankan keduniawian sehinggacepat dapat mencapai keindahan
dunia. Apabila manusia dapat memurnikan dirinya dengan menjauhi duniawi, ausia
nioscaya akan dapat bersatu dengan Tuhan. Karena zaman Neo-Platonisme ini
diwarnai oleh agama, zaman ini disebutnya sebagai zaman mistik.
A.
Filsafat Analitis.
Tokohnya adalah Ludwing
Wittgenstein (1889 – 1951), yang lahir di Wina, Austria. Sumbangan terbesarnya
dalam filsafat adalah pemikirannya tentang pentingnya bahasa. Ia
mencita-citakan suatu bahasa yang ideal, lengkap, formal dan dapat memberikan
kemungkinan bagi penyelesaian masalah kefilsafatan.
Filsafat
analitis ini berpengaruh di Inggris dan Amerika sejak tahun 1950.Filsafat ini
membahas analisis bahasa dan analisis konsep-konsep.
B.
Strukturalisme.
Tokohnya
adalah J. Lacan yang lahir di Paris tahun 1901. Pemikirannya, bahasa terdiri
dari sejumlah termin yang ditentukan oleh posisinya satu terhadap yang
lain. Termin ini digabungkan dengan
aturan gramatika dan sintaksis. Menurutnya, kita baru menjadi pribadi apabila
kita mengabdikan diri pada permainan bahasa.
Filsafat
dewasa ini, juga disebut filsafat Barat pada abad ke-20. Ciri pekembangan
filsafat Barat abad ke-20 ini adalah desentralisasi manusia. Desentralisasi
manusia adalah perhatiankhusus terhadap bahasa sebagai subjek kenyataan kita
sehingga pemikiran filsafat sekarang ini disebut logosentris.
A.
Pengertian Filsafat
- Arti Secara Etimologi
Kata Filsafat
berasal dari kata Yunani fuilosof, yang
berasal dari kata kerja filosofein yang
berarti mencintai kebijaksanaan. Kata tersebut juga berasal dari Yunani philosophis yang berasal dari kata kerja
pheilein yang berarti mencintaiatau philia yang berarti cinta, dan Sophia yang berarti kearifan. Dari kata
tersebut kahirlah kata Inggris philosophy yang biasanya diterjemahkan sebagai
“cinta kearifan”.[5]
Arti
kata tersebut di atas belum memperhatikan makna yang sebenarnya dari kata
filsafat, sebab pengertian “mencintai” belum memperlihatkan keaktifan seorang
filosof untuk memperoleh kearifan atau kebijaksanaan itu. Menurut pengertian
yang lazim berlaku di Timur (Tiongkok atau di India), seseorang disebut filosof
bila dia telah mendapatkan atau telah meraih kebijaksanaan. Sedangkan
menurut pengertian yang lazim berlaku di Barat, kata “mencintai” tidak perlu
meraih kebijaksanaan, karena itu yang disebut filosof atau “orang bijaksana”
mempiunyai pengertian yang berbeda dengan pengertian di Timur.[6]
- Konsep Plato.
Plato
memberikan istilah dengan dialetika yang
berarti seni berdiskusi. Dikatakan demikian karena, filsafat harus berlangsung
sebagai upaya memberikan kritik terhadap berbagai pendapat yang berlaku.
Kearifan atau pengertian intelektual yang diperoleh lewat proses pemeriksaan
secara kritis ataupun untuk berdiskusi. Juga diartikan sebagai suatu
penyelidikan terhadap sifat dasar penghabisan dari kenyataan. Karena seorang
filosof akan selalu mencari sebab-sebab dan asas-asas yang penghabisan
(terakhir dari benda-benda).
- Konseep Cicero.
Cicero
menyebutnya sebagai “Ibu dari semua seni” (the
mother of all the arts). Juga sebagai arts
vitae yaitu filsafat sebagai seni kehidupan.
- Konsep al-Farabi.
Menurut
al-Farabi, filsafat adalah ilmu yang menyelidiki hakikat yang sebenarnya dari
segala yang ada (al-ilmu bil-maujudat bi
ma hiya al-maujudat).
- Konsep Rene Descartes.
Menurut
Rebe Descartes, filsafat merupakan kumpulan segala pengetahuan, dimana Tuhan,
alam dan manusia menjadi pokok penyelidikan.
- Konsep Franciz Bacon.
Menurut
Francis bacon, filsafat merupakan induk agung dari ilmu-ilmu, dan filsafat
menangani semua pegetahuan sebagai bidangnya.
- Konsep John Dewey.
Sebagai
tokoh pragmatis, John Dewey berpendapat bahwa filsafat haruslah dipandang
sebagai sesuatu pengungkapan mengenai perjuangan manusia secara terus-menerus
dalam upaya melakukan penyesuaian berbagai tradisi yang membentuk budi manusia
terhadap kecenderungan-kecenderungan ilmiah dan cita-cita politik yang baru dan
yang tidak sejalan dengan wewenang yang diakui.Tegasnya, filsafat sebagai suatu
alat untuk membuat penyesuaian-penyesuaian diantara yang lama dan yang baru
dalam suatu kebudayaan.
- Filsafat
Sebagai Ilmu.
Dikatakan
filsafat sebagai ilmu karena di dalam pengertian filsafat mengandug empat
pertanyaan ilmiah, yaitu bagaimanakah,
mengapakah, ke manakah dan apakah.
Dengan
demikian, kalau ilmu-ilmu yang lain (selain filsafat) bergerak dari tidak tahu
menjadi tahu, sedangkan ilmu filsafat bergerak dari tidak tahu menjadi tahu
selanjutnya ke hakiki.
Untuk
mencari/memperoleh pengetahuan hakikat, haruslah dilakukan dengan abstrak, yaitu suatu perbuatan akal
untuk menghilangkan keadaan, sifat-sifat yang secara kebetulan (sifat-sifat
yang tidak harus ada/aksiden), sehingga akhirnya tinggal keadaan/sifat harus
ada (mutlak) yaitu substansi, maka pengetahuan hakikat dapat diperoleh.
- Filsafat
Sebagai Cara Berfikir.
Berpikir
secara filsafat dapat diartikan sebagai berpikir yang sangat mendalam sampai
hakikat atau berpikir secara global/menyeluruh, atau berpikir yang dilihat
berbagai sudut pandanangpemikiran atau sudut pandanag ilmu pengetahuan.Hal ini
ada beberpa persyaratan yang harus ada, yaitu :
1.
Harus Sistematis.
Pemikiran
yang sistematis ini dimaksudkan untuk menyusun suatu pola pengetahuan yang
rasional.
2.
Harus Konsepsional.
Sebagai
upaya untuk menyusun suatu bagan yang jelas, karena berpikir secara filsafat
sebenarnya berpikir tentang hal dan prosesnya.
3.
Harus Koheren.
Suatu
pemikiran yang didalamnya harus termuat suatu kebenaran yang logis.
4.
Harus Rasional.
Pemikiran
filsafat harus diuraikan dalam bentuk yang logis, yaitu suatu bentuk kebenaran
yang mempunyai kaidah-kaidah berpikir (logika).
5.
Harus Sinoptik.
Pemikiran
filsafat harus melihat hal-hal secara menyeluruh atau dalam kebersamaan secara
integral.
6.
Harus Mengarah pada
Pandangan Dunia.
Pemikiran
filsafat sebagai upaya untuk memhami semua realitas kehidupan dengan jalan
menyusun suatu pandangan (hidup) dunia, termsuk di dalamnya menerangkan tentang
dunia dan semua hal yang berada didalamnya (dunia).[7]
- Filsafat
sebagai pandangan Hidup.
Manusia
secara menyeluruh dan sentral di dalam nya memuat sekaligus sebagai sumber
penjelmaan bermacam-macam filsafat sebagai berikut :
a.
Manusia dengan raganya
dapat melahirkan filsafat biologi.
b.
Manusia dengan unsur
rasanya dapat melahikan filsafat keindahan (estetika).
c.
Manusia dengan unsur
monodualismenya (kesatuan jiwa dan raganya) dapat melahirkan filsafat
antropologi.
d.
Manusia dengan
kedudukannya sebagai makhluk Tuhan dapat melahirkan filsafat ketuhanan.
e.
Manusia dengan
kedudukannya sebagai makhluk sosial dapat melahirkn filsafat sosial.
f.
Manusia dengan makhluk
berakal dapat melahirkan filsafat berpikir (logika).
g.
Manusia dengan
kehendaknya untuk berbuat baik dan buruk dapat melahirkan filsafat tingkah laku
(etika).
h.
Manusia dengan unsur
jiwanya dapat melahirkan filsafat psikologi.
i.
Manusia dengan segala
aspek kehidpannya daoat melahirkan filsafat nilai (aksiologi).
j.
Manusia dengan dan
sebagai warga negara dapat melahirkan filsafat negara.
k.
Menusia dengan
kepercayaannya terhadap supranatural dapat melahirkan filsafat agama.
B.
Objek Materi dan Objek
Formal Filsafat.
Yang
disebut objek materi adalah hal atau bahan yang diselidiki. Sedangkan objek
formal adalah sudut pandang, dari mana hal atau bahan tersebut di pandang.
Menurut
Ir. Poedjawijatna, objek materi filsafat tersebut sama dengan objek materi dari
ilmu seluruhnya. Yang menentukan perbedaan ilmu yang satu dengan yang lainnya
adalah objek formalnya, sehingga kalau ilmu membatasi diri dan berhenti pada
berdasarkan pengalaman, sedangkan fisafat tidak membatasi diri, filsafat hendak
mencari keterangan yang sedalam-dalamnya, inilah yang disebut objek formal
filsafat.
C.
Ciri-ciri Pemikiran
Filsafat.
Menurut
Clerence I. Lewis seorang ahlia logika mengatakan bahwa filsafat itu
sesungguhnya suatu proses refleksi dari bekerjanya akal. Tidak semua kegiatan
kehidupan tersebut sampai pada derajat pemikiran filsafat, tetapi dalam
kegiatan yang terdapat beberapa ciri yang dapat mencapai derajat pemikiran
filsafat adalah sebagai berikut :
1.
Sangat umum dan
universal.
Pemikiran
filsafat tidak bersangkutan dengan konsep-konsep yang sifatnya khusus, akan
tetapi bersangkutan dengan konsep yang bersifat umum, misalnya tentang manusia,
tentang keadilan, tentang kebebasandan lain sebagainya.
2.
Tidak Faktual.
Pemikiran
filsafat membuat dugaan-dugaan yang masuk akal mengenai sesuatu dengan tidak
berdasarkan pada bukti. Hal inisebagai sesuatu hal yang yang melampaui tapal
batas dari fakta-fakata pengetahuan ilmiah.
3.
Bersangkut dengan
nilai.
C.J.
Ducasse mengatakan bahwa filsafat merupakan usaha untuk mencari pengetahuan,
berupa fakta-fakta, yang disebut penilaian. Yang dibicarakan dalam penilaian
adalah tentang yang baik dan yang buruk, yang susila dan asusila dan akhirnya
filsafat sebagai suatu usaha untuk mempertahankan nilai. Maka selanjutnya,
dibentuklah sistem nilai, sehingga lahirlah berbagai nilai yang diantaranya
nilai sosial, nilai keagamaan, nilai budaya dan lainnya.
4.
Berkaitan dengan arti.
Segala
sesuatu yang bernilai, maka tentunya di dalamnya penuh dengan arti.
5.
Implikatif.
Pemikiran
filsafat yang baik dan terpilih selalu mengandung implikasi (akibat logis).
Dari implikasi tersebut diharapkan akan mampu melahirkan pemikiran baru
sehingga akan terjadi proses pemikiran yang dinamis dari tesis ke anti tesis
kemudian sintesis, dan seterusnya… sehingga tidak ada habisnya.[8]
D.
Cabang-cabang Filsafat.
Ada
empat bidang induk filsafat, yaitu :
1.
Fiksafat tentang
pengetahuan.
2.
Filsafat tentang
keseluruhan kenyataan.
3.
Filsafat tentang
tindakan.
4.
Sejarah filsafat.
Namun
dalam bidang studi filsafat untuk memahaminya secara baik paling tidak harus
mempelajari lima bidang pokok, yaitu :
1.
Metafisika.
Metafisika
merupakan cabang filsafat yang memuat suatu bagian dari persoalan filsafat,
yaitu :
a.
Membicarakan tentang
prinsip yang paling universal;
b.
Membicarakan sesuatu
yang bersifat keluarbiasaan;
c.
Membicarakan
karakteristik hal-hal yang sangat mendasar, yang beraa diluar pengalaman
manusia;
d.
Berupaya menyajikan
suatu pandangan yang komprehensif tentang segala sesuatu;
e.
Membicarakan
persoalan-persoalan seperti: hubungan akal dengan benda, hakikat perubahan,
pengertian tentang kemerdekaan, wujud Tuhan, kehidupan setelah kematian dan
lainnya.
2.
Epistimologi.
Epistemology
lazimnya disebut teori pengetahuan yang secara umum membicarakan mengenai
sumber-sumber, karakteristik dan kebenaran pengetahuan. Persoalan epistemology
berkaitan erat dengan metafisika. Bedanya, persoalan epistemology berpusat pada
apakah yang ada, yang di dalamnya memuat :
-
Problem asal
pengetahuan;
Apakah
sumber-sumber pengetahuan;
Dari
mana pengetahuan yang benar dan bagaimana dapat mengetahuinya;
-
Problem penampilan;
Apakah
yang menjadi karakteristik pengetahuan?
Adakah
dunia riil di luar akal, apabila ada dapatkah diketahui;
-
Problem mencoba
kebenaran;
Apakah
pengetahuan itu benar;
Bagaimanakah
membedakan antara kebenaran dan kekeliruan;
3.
Logika.
Logika
adalah bidang pengetahuan yang mempelajari segenap asas, aturan dan tatacara
penalaran yang benar.
4.
Etika.
Etika
atau filsafat perilaku sebagai satu cabang filsafat yang membicarakan
“tindakan” manusia, dengan penekanan yang baik dan yang buruk. Pemahaman
“etika” sebagai pengetahuan mengenai norma baik-buruk dalam tindakan mempunyai
persoalan yang luas.Etika à rasio, yang lepas dari sumber
wahyu agama, cenderung ke analitis dari pada praktis. Etika à
bekerja secara rasional.
5.
Sejarah Filsafat.
Sejarah
filsafat ini memuat laporan suatu
peristiwa yang berkaitan dengan pemikiran filsafat. Biasanya memuat berbagai
pemikiran kefilsafatan mulai dari zaman Yunani hingga zaman modern. Juga memuat
pemikiran filsafat para ahli, dan untuk mengetahui pemikiran yang genius hingga
pemikir tersebut dapat mengubah dunia.
E.
Metode-metode Filsafat.
- Analisis.
Melakukan
pemeriksaan secara konsepsional terhadap makna istilah yang kita pergunakan
dalam pernyataan yang dibuat.
- Sintesis.
Sintesis
sebagai upaya mencari kesatuan dalam keragaman. Logika induksi à
penarikan simpulan dari pernyataan yang khusus. Logika deduksi à
penarikan simpulan dari pernyataan yang umum.
- Analogi dan Komparasi.
Upaya
untuk mencapai suatu kesimpulan dengan menggantikan apa yang kita coba untuk
membuktikannya dengan sesuatu yang serupa dengan hal tersebut.
- Dialog Socrates.
Dalam
bidang filsafat terdapat beberapa metode yang sering diartikan sebagai jalan
berpikir dalam bidang keilmuan. Metode dalamm bidang filsafat sebagai berikut :
a.
Metode Kritis, yaitu
dengan menganalisis istilah dan pendapat dengan mengajukan pertanyaan secara
terus-menerus sampai hakikat yang dinyatakan.
b.
Metode Intuitif, yaitu
dengan melakukan introspeksi intuitif, dengan memakai symbol-simbol.
c.
Metode Analisis Abstraksi,
yaitu dengn jalan memisahkan atau menganalisis di dalam angan-angan hingga
sampai pada hakikat.
F.
Sejarah Kelahiran Filsafat.
Pada
tahun 2000 SM bangsa Babylon yang hidup di lembah Sungai Nil (Mesir) danSugai
Efrat, telah mengenal alat pengukur berat, tabel bilangan berpangkat, tabel
perkalian dengan menggunakan sepuluh jari. Ada beberapa masa dalam peembagian
sejarah filsafat, yaitu :
1.
Masa Yunani
Kehidupan
penduduknya sebagai nelayan dan pedagang, sebab sebagian besar penduduknya
hidup dipesisir pantai. Kepercayaan yang menganggap hubungan Tuhan dengan
manusia hanya sebatas formalitas, Tuhan dengan kehidupan manusia terpisah.
Thales
625 – 545 SM, yang berhasil mengembangkan geometri dan matematika. Liokippos
dan Democritas mengembangkan teori materi. Hipocrates mengembangkan ilmu
kedokteran. Euclid mengembangkan geometri dudektif. Socrates mengembangkan
teori tentang moral. Plato mengembangkan teori tentang ide. Aristoteles
mengembangkan teori yang menyangkut dunia dan benda, dan berhasil mengumpulkan
data 500 jenis binatang (ilmu biologi). Suatu keberhasilan yang sangat luar
biasa dari Aristoteles adalah menemukan system pengaturan pemikiran (logika
formal) yang sampai sekarang masih dikenal.
2.
Masa Abad Pertengahan.
Diawali
dengan lahirnya filsafat Eropa yang dipengaruhi oleh kepercayaan Kristen,
artinya pemikiran filsafat pada abad pertengahan ini didominasi oleh agama.
Pemecahan semua persoalan selalu didasarkan atas dogma agama, sehingga corak
pemikiran kefilsafatannya bersifat teosentris.
Pada
abad ke-6 Masehi, setelah mendapatkan dukungan dari Karel Agung maka
didirikanlah sekolah-sekolah yang memberikan pelajaran gramatika, dialetika,
geometri, aritmatika, astronomi dan music. Kemudian pada abad ke-13 berdiri
ordo-ordo dan universitas-universitas seperti Anselmus (1033-1109), Abaelardus
(1079-1143), Thomas Aquinus (1225-1274).
3.
Masa Abad Modern.
Pemikiran
filsafat menempatkan manusia pada tempat yang sentral dalam pandangan kehidupan
sehingga corak pemikirannya antroposentris. Meletakkan dasar-dasar bagi metode
induksi secara modern, serta membuka sistematika yang bersifat logis dan
ilmiah.
Tokoh-tokohnya.
Geoerge
Berkeley (1685-1753), David Hume (1711-1776), J.J Rousseau (1722-1778). Di
Jerman muncul Christian Wolft (1679-1754), yang merupakan agar filsafat menjad
ilmu pengetahuan yang pasti dan berguna, yaitu dengan cara membentuk pengertian
yang jelas dan bukti yang kuat.
Abad
ke-19 perkembangan pemikiran filsafat terpecah belah. Ada filsafat Amerika,
filsafat Prancis, filsafat Inggris, filsafat Jerman. Tokoh-tokohnya adalah :
Hegel (1770-1837), Karl Marx (1818-1883), August Comte (1798-1857), JS. Mill
(1806-1873), John Dewey (1858-1952).
4.
Masa Abad Dewasa Ini (Filsafat abad ke-20)
Masa
filsafat ini yang disebut dengan Filsafat Kontemporer. Ciri khasnya adalah
desentralisasi manusia yang memberikan perhatian khusus pada bidang bahasa dan
etika sosial. Pada awal pertama abad ini timbul aliran-aliran filsafat, seperti
Neo-Thomisme, Neo-Kantianisme, Neo-Hegelianisme, Kritik Ilmu, Historisme,
Irasionalisme, Neo-Vitalisme, Spiritualisme, Neo-Positivisme.Pada awal belahan
abad ini menucul aliran flsafat yang lebih dapat memberikan corak pemikiran
seperti : Filsafat Analitik, Filsafat Eksistensi, Struktualisme, Kritik Sosial.
A.
Filsafat India.
Filsafat India
berkembang dan menjadi datu dengan agama sehingga pemikiran filsafatnya
bersifat religious dan tujuan akhirnya adalah mencari keselamatan akhirat.
Filsafat India terbagi mennjadi beberapa zamanyaitu ;
- Zaman
Weda (1500 – 1600 SM).
Zaman
ini diisi oleh bangsa Arya. Benih pemikiran filsafatnya berasal dari
kitab-kitab Weda. Orang Arya
menyembah dewa (Matahari, Bulan, Bintang dan lainnya). Dewa Indra dianggap
sebagai dewa nasional, Dewa Indra berarti bangsa Dasyu. Dewa Waruna yaitu dewa
yang menguasai alam semesta, yang sekaligus sebagai dewa moral dan dewa segala
dewa. Kedalaman pemikiran filsafat terbukti dari anggapan dahulu, Dewa Brahman
hanya dianggap sebagai asas pertama alam semesta. Pada zaman Upanishad, Dewa
Brahman dianggap telah berada dalam alam semesta dan diri manusia, yang
terjelma berupa unsur api.
- Zaman Wiracarita (600 – 200 M).
Zaman
ini diisi oleh perkembangan system pemikiran filsafat yang berupa Upanishad, yang muncul berupa tulisan
dan tentang hubungan antara manusia dengan dewa. Akibat dari kaum
penjajah,moral atau kpercayaan terhadap dewa menjadi merosot. Kemudian banyak
orang mencari ketenangan, dan muncullah para ahli pikir yang menimbulkan
beberapa aliran, diantaranya yaitu : aliran yang bertuhan (Baghawadgita), aliran yang tidak bertuhan (Jainisme dan Budhisme) juga aliran spekulatif (Saddarcana). Baghawadgita merupaka sebuah kitab yang ditulis pada
abad ke-3 SM, pusat penyebarannya di Gangga Barat. Isinya uraian tentang ajaran
Kresna pada Arjuna tentang bhakti.[9]
- Zaman Sastra Sutra (200 - sekarang)
Zaman
ini disebut zaman skolastik. Kitab yang muncul pertama kali adalah Wedangga.
System filsafat India, terbagi enjadi enam system berikut ;
a. Nyala,
yaitu membicarakan bagian umu dan metode yang digunakan dalam penyelidikan,
yaitu metode kritis. Peulisnya adalah Gautama (abad ke-4 SM)
b. Waisesika,
yaitu kitab yang bersumber pada Waisesika Sutra. System pemikirannya bersifat
metafisik. Ajaran pokoknya membicarakan tentang dharma yaitu tentang
kesejahteraan dunia dan memberikan pelepasan. Penulisnya adalah Khanada.
c. Sakha,
yaitu pemantulan. Aliran ini mengemukakan bahwa untuk merealisasikan kenyataan
akhir filsafat diperlukan pengetahuan. Penulisnya adalah Sakha Kapila (abad
ke-5).
d. Yoga,
yaitu cara ntuk mengawasi pikiran, agar kesadaran yang biasa menjadi luar
biasa. Pendirinya Patanjali.
e. Purwa
Wimansa, yaitu system inilah yang benar-benar mendasarkan pada kitab Weda.
f. Ewdanta,
yaitu suatu system yang membicarakan bagian kitab Weda (yang terakhir). Kitab
ini merupakan suatu kesimpulan dari kitab Weda.
Tokoh-tokoh
tersebut diatas mengemukakan ajaran sebagai beriut ;
1.
Sankara (788 – 820)
merupakan pengajar aliran Adwaita. Pokok ajarannya adalah bahwa “Brahmanaadalah
Nyata”.
2.
Ramanuja (1017 – 1137),
ia berupaya mempersatukan agama Wisnu denganWedanta.
3.
Madwa (1199 – 1278), ia
sangat berepengaruh di India Barat. Pokok ajarannya adalah “ada”, merupakan
kenyataan yang jamak.
- Filsafat India Pada Akhir Abad
ke-20.
Berkat
jasa Sankara, ajaran Wedanta mendominasi pemikiran filsafat India mulai abad
ke-7 sampai abad ke-14. Namun mengalami kemunduran sejak kedatangan agama islam
di India pada abad ke-12. Tokohnya adalah Kabir (1440 – 1518) yang berusaha
menyingkirkan unsur-unsur yang melemahkan perjuangan islamdan mencoba membuat
sintesis antara islam dengan Hindu.
Setelah
abad ke-19, pemikiran filsafat Indi bangkit berkat sentuhan kebudayaan Barat.
Pelopornya adalah ray Mohan Ray (1777 – 1833), yang merupakan seorang Hindu
yang memperoleh pendidikan Barat. Penggantinya adalah Rabindranath Tagore (1861
– 1941), seorang pujangga, ahli filsafat dan pendidik India, kemudian disusul
oleh Kesab Chandra Sen (1838 – 1884), akhirnya Brahman samaj pecah karena
terpengaruh Kristen.
Setelah
itu muncul pembaharu yang lain, diantaranya yaitu Awami D. Saraswati (1824 –
1884). Sri Ramakresna (1834 – 1886). Mahatma Gandhi (1869 – 1948). Sri
Aurobindo (1872 – 1950). Sri Rama Maharsi (1870 – 1950).
B.
Filsafat Tiongkok.
Filsafat
Tiongkok dapat dikatakan hidupa dalam kebudayaan Tiongkok, karena pemikiran
filsafat selalu diberikan pada setiap jnjang pendidikan dari sejak pendidikan
dasar sampai pendidikan tinggi. Terdapat empat buku yang dianggap sebagai kitab
suci rakyat Tiongkok.
a. Analecta
Confucius;
b. Karangan
Mencius;
c. Ilmu
Tinggi;
d. Ajaran
tentang jalan tengah.
Menurut
Fung Yu Lan (ahli sejarah), di Tiongkok ada tiga agama, yaitu Confucianisme,
Taoisme dan Budhisme. Di Tiongkok, kegiatan keagamaan tidak dianggap penting,
yang penting adalah etika terutama dari Confucius.
Menurut
rakyat Tiongkok, fungsi filsafat dalam kehidupan manusia untuk mempertinggi
tingkat rohani. Menurut Mencius “orang bijaksana adalah sebagai puncak hubungan
antar manusia”.
Dari
sudut moral, orang yangarif bijaksana adalah manusia yang paling sempurna di
dalam suatu masyarakat. Menurut kebiasaan masyarakat Tiongkok kewajiban
memungkinkan manusia untuk memperoleh watak yang digambarkan sebagai orang arif
bijaksana.
C.
Filsafat Islam.
Islam
dengan kebudayaannya telah berjalan selama 15 abad.Terdapat 5 abad perjalanan
yang paling menakjubkan dalam kegiatan pemikiran filsafat, yaitu antara abad
ke-7 hingga abad ke-12. Para ahli pikir islam merenungkan kedudukan manusia di
dalam hubungannya dengan sesame, alam dan dengan Tuhan, dengan menggunakan akal
pikir. Dalam kegiatan pemikiran filsafat tersebut, terdapat dua macam kekuatan
pemikiran[10] :
a. Para
ahli pikir islam berusaha menyusun sebuah sistem yang disesuaikan dengan ajaran
islam.
b. Para
ulama menggunakan metode rasional dalam menyelesaikan soal-soal ketauhidan.
Para
ahli pikir dan ulam tersebut menggunakan instrument atau alat filsafat untuk
membela dan membentengi tauhidnya, juga memberikan kesimpulan yang tidak bertentangan dengan
dasar ketauhidan.
Dari
sekian banyak ulama islam, ada yang keberatan terhadap pemikiran filsafat islam
dengan alasan, adanya pemikiran filsafat dianggap bid’a dan menyesatkan,
Al-quran tidak untuk diperdebatkan, dipikirkan, dan ditakwilkan menurut akal
pikir manusia, tetapi untuk diamalkan dan dijadikan tuntunan hidup di dunia dan
akhirat. Namun juga ada yang menerima terhadap pemikiran filsafat dan
berpendapat bahwa “pemikiran filsafat sangant membantu dalam menjelaskan isi
dan kandungan Al-Quran dengan penjelasan yang dapat diterima oleh akal pikir
manusia.
1.
Beberapa
Perbedaan yang Mendorong Aliran Pemikiran Filsafat Timbul.
Timbulnya
aliran pemikiran filsafat disorong oleh beberapa perbedaan ;
a. Persoalan
tentang zat Tuhan yang tidak dapat diraba, dirasa dan dipikirkan.
b. Perbedaan
cara berpikir.
c. Perbedaan
orientasi dan tujuan hidup.
d. Perasaan
“asabiyah”, keyakinan yang buta atas dasar suatu pemdirian walaupun diyakini
todak benar lagi.
2.
Lahirnya
Filsafat Islam.
Setelah
Kaisar Yustinus menutup akademi Neoplatonisme di Athena, beberapa guru besar
hihrag ke Kresipon tahun 527, yang kemudian disambut oleh kaisar Khusraw tahun 529. Setelah 20 tahun mengajar,
juga mempengaruhi lahirnya lembaga-lembaga yang mengajarkan filsafat seperti
Alexandria, Anthipia, Beirut.
3.
Pemabagian
Aliran Pemikiran Filsafat Islam.
Pembagian
ini berdasarkan pada hubungan dengan system pemikiran Yunani, sebagai berikut ;
a. Periode
Mu’tazilah. Periode ini berlangsung mulai
abad ke-8 sampai abad ke-12, yang merupakan sebuah teologi rasiona;l berkembang
di Baghdad dan Basrah. Golongan ini yang dikatakn menyeleweng dari ajaran islam
b. Periode
Filsafat pertama. Periode ini berlangsung
mulai dari abad ke-8 sampai abad ke-11, pemikirannya bersandar pada pemikiran Hellenisme, seperti Al-Kindi,
Al-Razi, Al-Farabi dan Ibnu Sina.
c. Periode
Kalam Asy’ari. Berlangsung mulai
abad ke-9 hingga abad ke-11, puastnya di Baghdad. Pemikirannya mengacu pada
sistme Elia (Atomistis).
d. Perode
Filsafat Kedua. Berlangsung mulai
abad ke-11 hingga abad ke-12, yang berkembang di Spanyol dan Magrib. Aliran ini
mengacu pada peripatetis. Tokohnya Ibnu Bajah, Ibnu Tufai dan Ibny Rusyd.
e.
D.
Filsafat Indonesia.
Pandangan
hidup bangsa Indonesia tidak sama dengan pandangan hidup bangsa Negara lainnya.
Maksud pemikiran filsafat indoensia adalah suatu peikiran filsafat yang
diperuntukkan sebagai landasan hidup bangsa Indonesia. Untuk mencapai semua itu
dibutuhkan suatu keselarasan dan keharmonisan, yang dapat dicapai dengan tiga
cara, yaitu ;
a. Selaras
atau harmonis dengn dirinya sendiri.
b. Selaras
atau harmonis dengan pergaulan sesame manusia danlingkungan seitar.
c. Selaras
atau harmonis dengan Tuhan Yang Maha Esa.
Ketiganya
ini merupakan mutlak adanya, didalanya tidap terdapat pertentangan lagi antara
satu dengan lainnya. Jadi, pandangan hidup model Indonesia mempunyai banyak
dimensi yang berakar keselarasan atau keharmonisan dengna hakikat kedudukan
kodrat manusia, yang implementasinya berupa asas kekeluargaan dan kehidupan
yang diridai Tuhan.
- Materi Filsafat (Pandangan Hidup)
Indonesia.
Pandangan
hidup yang sesuai dengan manusia indoensia adalah suatu pandangan hidup yang
berasal dari akas hakikat yang terkandung dalam khasanah budaya Indonesia, yang
dapat dijumpai dalam berbagai adat istiadat, peribahasa, pepatah yang
kesemuanya merupakan ungkapan perilaku kehidupan manusia Indonesia.
Setelah
lepas dari penjajah, rakyat Indonesia sadar bahwa apabila suatu Negara tidak
mempunyai kebudayaan, dikatakan sebagai Negara yang miskin. NKRI yang terdiri
ribuan pulau, beragam adat istiadat, berates-ratus suku dan bahasa. Dari
pandangan hidup itulah menyebabkan pandangan hidupnya juga beragam, keragaman
tersebut menunjukkan kejayaan NKRI yang keseuanya itu mempunyai kesamaan
hakikat. Dari kesamaan hakikat inilah nantinya muncul pandangan hidupa bangsa
Indonesia yaitu Filsafat Indonesia.
- Bentuk Filsafat Indonesia.
Bentuk
filsafat Indonesia terdiri dari lima sila berikut ini :
Sila
I : Ketuhanan Yang Maha Esa.
Sila
II : Kemanusiaan yang adil dan beradab.
Sila
III : Persatuan Indonesia.
Sila
IV : Kerakyatan yag dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan.
Sila
V : Kadilan bagi seluruh akyat Indonesia.
Lima
sila diatas juga disebut lima dasar sebagai suatu totalitas, merupakan suatu
kebulatan tunggal, yang setiap sila-sila selalu mengandung keempat sila yang
lainnya. Dengan demikian pancasila mempunyai sifat yang abstrak, umum,
universal, tetap tidak berudah, menyatu dalam satu intihakikat mutlak ; Tuhan,
manusia, satu, rakyat dan adil, yang kedudukannya sebagai inti pedoman dasar
yang tetap. Pancasila adalah satu-satunya pandangan hidup yang dapat
mempesatukan rakyat dan bangsa Indonesia.[11]
A.
Rasionalisme.
Munculnya
aliran ini dilatar belakangi oleh keinginan untuk bebas dari segala pemikiran
tradisional (skolastik). Dipelopori oleh Rene Descartes (1596 – 1650) yang
disebut sebagai bapak filsafat modern. Ahli dalam ilmu alam, ilmu hokum dan ilmu
kedokteran. Sumber pengetahuan yang dapat dipercaya adalah akal, karena hanya
akallah yang memenuhi syarat yang dituntut oleh semua ilmu pengetahuan ilmiah.
B.
Empirisme.
Tokohnya
adalah Thomas Hobbes. John Locke dan David Hume. Adanya kemajuan ilmu pengetahuan,
mengakibatkan filsafat mengalami kemerosotan, bahkan dianggap tidak penting.
Pengetahuan besar manfaatnya bagi kehidupan. Pengetahuan yang bermanfaat, pasti
dan benar hanya diperoleh lewat indra (empiri). Dan empirilah satu-satunya
sumber pengetahuan.
C.
Kritisisme.
Zaman
ini dilatar belakangi oleh manusia melihat adanya kemajuan ilmu pengetahuan
telah mencapai hasil yang mengtgenmbirakan. Pertentangan antara Rasio dan
Empiri masih berlanjut yang menimbulkan permasalahn. Siapa yang dikatakan
sumber pengethuan, rasio atau empiri?. Immanuel Kant (1724 – 1804) mencoba
menyelesaikan dengan mengikuti rasionalisme, tetapi kemudian terpengaruh oleh
empirisme,tapi ia tidak mudah menerimanya. Kant mengakui peranan akal dan
keharusan empiri. Walaupun pengetahuan bersumber pada akal. Tetapi
pengertiannya timbul dari benda. Jadi, metode berpikirnya inilah yang disebut
metoe kritis.
D.
Idealisme.
Perlopornya
adalah ; J.G. Fichte (1762 – 1814), F.W.J. Scheling (1775 – 1854), G.W.F. Hegel
(1770 – 1831) dan Schopenhauer (1788 – 1860). Merasa tidak puas tentang
pemikiran Kant bahwa ilmu pengetahuan
dibatasi secara kritis. Ide yang berpikir itu sebenarnya yang
menimbulkan gerak lain. Gerak yang menimbulkan tersis à anti tesis, timbul sintesis (tesis
baru) à
antithesis. Inilah yang disebut dialektika.
E.
Positivisme.
Lahir
pada abad ke-19, titik tolak pemikirannya, apa yang telah diketahui adalah
factual dan yang positif, sehingga metafisika ditolak.Positif adalah segala
gejala dan segala yang tampak seperti apa adanya, sebatas pengalaman
objektif.Tokohnya adalah ; Agust Comte (1798 – 1857), John S. Mill (1806 –
1873), Herbert Spencer (1820 – 1903).
F.
Evolusionisme.
Dipelopori
oleh Zoologi yang mempunyai pengaruh sampai saat ini yaitu ; Charles Robert
Darwin (1809 – 1882). Malthus (manusia akan cenderung meningkat jumlahnya di
atas bahan makanan). Darwin menyimpulkan bahwa, manusia harus berjuang di
antara sesamanya agar bisa bertahan hidup. Pada hakikatnya antara binatang,
manusia dan benda apapuntidak ada bedanya. Dimungkinkan terdapat perkembangan
manusia pada masa yang akan dating lebih sempurna. Dalam pemikirannya Darwin
tidak melahirkan system filsafat.tapi pada ahli pkir berikutnya (Herbert
Spencer) berfilsafat berdasarkan pada Evolusionisme.
G.
Materialisme.
Julien
de Lamettrie (1709 – 1751) mengemukakan, bahwa binatang dan manusia tidak ada
bedanya, karena semuanya dianggap sebagai mesin. Bahan (badan) tanpa jiwa
mungkin hidup (bergerak), sedangkan jiwa tanpa bahan tidak mungkin ada. Ludwing
Feueurbach (1804 – 1872) (pengikut Hegel) mengemukakan, bahwa baik pengetahuan
maupun tindakan berlaku adagium, artinya terimalah dunia yang ada, bila
meniolak agama/metafisika.Karl Marx (1818 – 1883), lahir di Trier, Prusia,
Jerman. Terpengaruh ajaran Hegel sewaktu masih mahasiswa. Perndapatnya, tugas
seorang filosof bukan menerangkan dunia, tetapi untuk mengubahnya.
H.
Neo-Kantianisme.
Setelah
Materialisme pengaruhnya merajalela, para murid Kant mengadakan gerakan lagi.
Mereka ingin kembali ke filosafat kritis, yang bebas dari spekulasi idealism dan
dogmatis Positivisme dan Materalisme.Tokohnya ; Wilhelm Windelbland (1848 –
1915), Herman Cohen (1842 – 1918), Paul Natrop (1854 – 1924) dan Henrich
Reickhart (1863 – 1939).Herman Cohen mengemukakan, bahwa keyakinan pada
otoritas akal manusia untuk mencipta.
I.
Pragmatisme.
Pragmatism
adalah aliran yang mengajarkan bahwa yang benar adalah apa saja yang
membuktikan dirinya sebagai yang benar dengan akibat-akibat yang bermanfaat
secara praktis. Tokohnya ; William James (1842 – 1910), lahir di New York. Ahli
dalam bidang seni, psikologi. Apabila ide-ide agama dapat memperkaya
kehidupan,maka ide-ide tersebut benar.
J.
Filsafat Hidup.
Filsafat
ini lahir dari reaksi dengan adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi
yang menyebabkan industrialisasi semakin pesat. Alam semesta atau manusia
dianggap sebagai mesin, yang tersusun dari beberapa komponen, dan bekerja
sesuai dengan hukumnya. Tokohnya adalah Henry Bergson (1859 – 1941). Alam
semesta merupakan suatu organisme yang kreatif, tetapi berkembangnya tidak sesuai
dengan implikasi logis, hanya beberapa yang berhasil membentuk organisme
kreatif. Salah satunya yaitu manusia dengan intelektualnya dan mengapa manusia
bisa lolos dari seleksi alam.
K.
Fenomenologi.
Suatu
gejala tidak perlu harus diamati oleh indra, karena gejala juga dapat dilihat
secara batiniah, dan tidak harus berupa kejadian. Tokohnya adalah ; Edmund
Husserl (1839 – 1939), dan pengikutnya Max Scheler (1874 – 1928). Edmund
Husserl, lahir di Wina. Pemikirannya bahwa objek harus diberi kesempat6an untuk
berbicara, yaitu dengan cara fenomenologis yang didukung oleh metode deduktif.
L.
Eksistensialisme.
Aliran
ini merupakan aliran filsafat yang memandang berbagai gejala dengan berdasarkan
pada eksistensinya. Pelopornya adalah ; Soren Kierkegaard (1813 – 1855), Martin
Heidegger, J.P.Sartre, Karl Jaspers, Gabriel Marcel. Soren Kierkegaard
mengemukakan bahwa kebenaran itu tidak berada paa suatu system ayng umum tetapi
berada dalam eksistensi individual,yang konkret.
M.
Neo-Thomisme.
Aliran
yang mengikuti paham Thomas Aquinus. Paham yang menganggap bahwa ajaran Thomas
harus diiluti, akan tetapi tidak boleh beranggapan bahwa ajarannya betul-betul
sempurna.
Filsafat Yunani
mengalami kemegahan dan kejayaan dengan hasil yang sangat gemilang, yaitu
melahirkan peradaban Yunani. Menurut pandangan sejarah filsafat, dikemukakan
bahwa peradaban Yunani merupak titik tolak peradaban manusia di dunia.
Gilirannya selanjutnya adalah warisan peradaabn Yunani jatuh ke tangan
kekuasaan Romawi. Kekuasaan Romawi memperlihatkan kebesaran dan kekuasaannya
hingga daratan Eropa (Britania)m tidak ketinggalan pula pemikiran filsafat
Yunani iktu terbawa. Semua itu berkat peran dari Caesar Augustus yang mencipta
masa keemasan kesusastraan Latin, kesenian dan arsitektur Romawi.
Karena filsafat Yunani bersamaan
dengan agama Kristen dan berintegrasi, maka muncullah filsafat Eropa yang
sesungguhnya sebagai penjelam dari Filsafat Yunani danagama Kristen.
Walaupun agama Kristen relative
asih baru keberadaanya, tetapi pada data itu muncul anggapan yang sama terhadap
filsafat Yunani dan agaa Kristen. Anggapan pertama, bahwa Tuhan turun ke Bumi
dengan membawa kabar baik bagi umat manusia, yang berupa firman Tuhan sebagi
sumber kebijaksanaan yang sempurna dan sejati. Anggapan kedua, bahwa walaupun
orang-orang telah mengenal agama baru, tetapi juga menganal filsafat Yunani
yang dianggap sebagai sumber kebijaksanaan yang tidak diragukan lagi
kebenarannya.
Filsafat Barat abad pertengahan
(476 – 1492) juga dapat dikatakan sebagai “abad gelap”. Pendapat ini didasarkan
pada pendekatan sejarah gereja.
Ciri-ciri pemikiran Filsafat Barat
Abat Pertegahan adalah :
a. Cara
berfilsafatnya dipimpin oleh gereja.
b. Berfilsafat
di dalam lingkungan ajaran Aristoteles.
c. Berfilasafat
dengan perolongan Augutinus dan lain-lain.
Masa
Abad Pertengahan ini jua dapat dikatakan sebagai suatu masa yang penuh dengan
upaya mengiring manusia ke dalam
kehidupan kepercayaan yang picik dan fanatic, dengan menerima ajaran gereja
secara membabi buta. Krena itu perkebangan ilmu pengetahuan terlambat.
A.
Masa Patistik.
Istilah
Patristik berasal dari kata latinpater atau
bapak, yang artnya pada pemimpin gereja, yang dipilih dari golongan ahli pikir.
Dari golongan itu, timbul perbedaan pemikiran. Ada yang menolak danada yang
menerima. Yang menolak alasannya karena beranggapan bahwa sudah mempunyai
sumber kebenaran yaitu firman Tuhan. Bagi yang menerima sebagai alasannya
beranggapan bahwa walaupun telah ada sumber kebenaran (firan Tuhan) tetap tidak
ada jeleknya menggunakan filsafat Yunani hanya diambil metodosnya saja. Dari
perbedaan itulah, sehingga orang yang menerima filsafat Yunani menuduh mereka
(Orang Kristen yang menolak filsafat Yunani) orang munafik. Kemudian orang yang
dituduh munafik tersebut menyangkal, bahwa tuduhan tersebut adalah fitnah. Akibatnya
muncul upaya untuk membela agama Kristen, yaitu para apologis, yang
tokoh-tokohnya adalah sebagai berikut :
- Justinus Martir.
Nama
aslinya Justinus, kemudia nama Martir diambil dari istilah “orang yang rela
hanya untuk kepercayaan”. Agama Kristen bukan agama baru, karena agama Kristen
lebih tua dari pada filsafat Yunani. Anggapannya bahwa Socrates dan Plato itu
mengambil filsafat Yunani dari kitab Yahudi. Pandangan ini didasarkan bahwa
kristus adalah logos. Orang Yunani dianggap tidak memahami dengan logos
tersebut sehingga terpengaruh oleh demon atau setan. Demon tersebut dapat
mengubah pengetahuan yang benar kemudian dipalsukan. Jadi agama Kristen lebih
bermutu disbanding dengan filsafat Yunani.
- Klemens (150 – 215).
Termasuk
pembela Kristen, tetapi tidak membenci filsafat Yunani. Pokok pemikirannya
adalah :Memberikan batasan terhadap ajaran Kristen untuk mempertahankan diri
dari otoritas filsafat Yunani. Memerangi ajaran yang anti terhadap Kristen
dengan menggunakan filsafat Yunani.Bagi orang Kristen, filsafat dapat dipakai
untuk membela iman Kristen, dan memikirkan secara mendalam.
- Tertullianus (160 – 222).
Lahir
bukan dari keluarga Kristen, tetapi setelah melaksanaka penobatan menjadi gigih
mebela Kristen secara fanatik.Menolak filsafat Yunani karena dianggap tidak
perlu karena dengan wahyu Tuhan sudah cukup. Lama-kelamaan Tertullianus
menerima filsafat Yunani sebagai cara piker yang rasional. Menerima filsafat
sebagai cara atau metode berpikir untukmemikirkan kebenaran dan keberadaan
Tuhan serta sifat-sifatnya.
- Augustinus (354 – 430).
Telah
memperlajari bermacam-macam aliran antara lain aliran Platonisme dan
Skeptisisme. Dijuluki sebagai murid Skolastik sejati karena telah berhasil
membentuk filsafat Kristen dalam abad pertengahan. Setelah mempelajari aliran
Skeptisisme, ia tidak menyukainya karena didalamnya terdapat pertentangan
bainiah. Menurut pemikirannya, daya pemikiran manusia ada batasnya, tetapi
piker manusia dapat mencapai kebenaran dan kepastian yang tidak terbatas.
Karena ajaran Augutinus bersifat sebagai suatu metoda, maka ajarannya mampu
meresap sampai pada masa skolastik dan menjadi pelopor pemikiran Skolastik.
- Masa Skolastik.
Istilah
Skolastik adalah kata sifat yang berasal dari kata school yang berarti sekolah. Perkataan Skolastik merupakan corak
khas dari sejarah filsafat pertengahan. Terdapat beberapa pengertian dari corak
khas Skolastik, antara lain sebagai berikut :
a. Filsafat
Skolatik adalah filsafat yang mempunyai corak semata-mata agama.
b. Filsafat
Skolastik adalah filsafat yang mengabdi pada teologi atau filsafat yang
rasional memecahkan persoalan-persoalan mengenai berpikir, sifat ada,
kejasmanian, kerohanian, baik buruk.
c. Filsafasat
Skolastik adalah system filsafat yang termasuk jajaran pengetahuan alam kodrat,
akan dimasukkan ke dalam bentuk sintesis yang lebih tinggi antara kpercayaan
dan aka.
d. Filsafat
Skolastik adalah filsafat Nasrani karena banyak dipengaruhi oleh ajaran gereja.
Filsafat Skolastik ini dapat
berkembang dan tumbuh karena beberapa factor, yaitu :
- Faktor
Religius
Maksud dari faktor religius adalah
keadaan lingkungan saat itu yang berkehidupan religious. Mereka menganggap
bahwa kehidupan itu suatu perjalanan menuju tanah suci Yerussalem. Karena
manusia itu menurut sifat kodratnya mempunyai cela atau kelemahan yang dilakukan
oleh Adam, mereka juga berkeyakinan bahwa Isa anak Tuhan berperan sebagai
pembebas dan pemberi bahagia. Anggapan dan keyakinan inilah yang dijadikan
dasar pemikiran filsafatnya.
- Factor
Ilmu Pengetahuan
Pada saat itu telah banyak
didirikan lembaga pengajaran yang diupayakan oleh biara-biara, gereja ataupun
dari keluarga istana. Kepustakaannya diambil dari para penulis Latin, Arab
(islam).
- Skolastik
Awal.
Abad
ke-8 Masehi, kekuasaan berada dibawah Karel Agung (742 – 814) dapat memberikan
ketenangan dalam bidang politik, kebudayaan dan ilmu pengetahuan. Dengan
ditandai dengan skolastik yang didalamnya banyak diupayakan pengebangan ilmu
pengetahuan di sekolah-sekolah, merupakan zaman yang baru bagi bangsa Eropa.
Skolastik mulanya timbul di biara Italia dan akhirnya sampai berpengaruh ke
Jerman dan Belanda. Kurikulum pengajarannya meliputi studi duniawi atau artes
liberals, tata bahasa, retorika, dialektika, ilmu hitung, ilmu ukur, ilmu
perbintangan dan music. Tokoh-tokohnya antara lain ; Aquinas (735 – 805),
Johannes Scotes Eriugena (815 – 870), Peter Lombard (1100 – 1160), John
Salisbury (1115 – 1180) dan Peter Abaelardus (1079 – 1180).
- Peter
Abaelardus (1079 – 1180).
Lahir
di Pallet, Prancis. Mempunyai
kepribadian yang keras dan pandangan sangat tajam sehingga sering kali
bertenkar dengan para ahli piker dan pejabat gereja. Termasuk orang yang
konseptualisme dan sarjana terkenal dalam sastra romantik, sekaligus sebagai
rasionalistik, artinya peranan akal dapat menundukkan kekuatan Iman. Berpikir
itu berada diluar iman, karena itu berpikir merupakan sesuatu yang berdiri
sendiri. Teologi harus memberikan tempatbagi semua bukti-bukti, dengan demikian
dalam teologi itu iman hamper kehilangan tempat.
- Skolastik
Puncak.
Merupakan
masa kejayaan skolastik (1200 – 1300) yang juga disebut masa berbunga. Yang
ditandi dengan munculnya universitas-universitas dan ordo-ordo, yang secara
bersamaan ikut memajukan ilmu pengetahuan.
Factor mengapa masa Skolastik
mencapai puncaknya.
a. Adanya
pengaruh dari Aristoteles, Ibnu Rusyd, Ibn Sina sejak abad ke-12 sehingga
sampai abad ke-13 telah tumbuh menjadi ilmu pengetahuan yang luas.
b. Tahun
1200 didirikan Universitas Almamater di Prancis. Universitas ini merupakan awal
dari berdirinya Universitas di Paris, di Oxford, di Mont Pellier, di Cambridge
dan lainnya.
c. Berdirinya
ordo-ordolah yang muncul karena banyak perhatian terhadap ilmu pengetahuan
sehingga menimbulakan dorongan yang kuat. Tokohnya adalah Albertus de Grote,
Thomas Aquinas, Binaventura, J.D.Scotus, William Ocham.
- Upaya
Kristenisasi Ajaran Aristoteles.
Sebagian
ahli pikir membawa ajaran Aristoteles, namun mendapatkan perlawanan dari
Augustinus, karena dianggap telah tercemar oleh ahli piker Arab (islam) pada
abad ke-12. Dan dianggap sangat membahayakan bagi ajaran Kristen. Untuk
menghindari pencemaran tersebut, Albertus Magnus dan Thomas Aquinus sengaja
menghilangan unsur-unsur atau selipandari Ibnu Rusyd dengan menerjemahkan
langsung dari bahasa Latinnya.Upaya Thomas Aquinus ini sangata berhasil dengan
terbitnya sebuah buku Summa Theologiae dan
sekaligus merupakan bukti bahwa ajaran Aristoteles mendapatkan kemenangan dan
sangat mempengaruhi seluruh perkembangan Skolastik.
- Albertus
Magnus
Dikenal
sebagai cendikiawan abad pertengahan. Di Universitas Padua, ia belajar artes liberals, ilmu pengetahuan alam,
kedoteran, filsafat Aristoteles, belajar Theologi di Bulognia dan masuk ordo
Dominican tahun 1223. Terakhir diangkat sebagai uskup agung. Dalam bidang ilmu
pengetahuan, ia mengadakan penelitian dalam ilmu biologi dan ilu kimia.
- Thomas
Aquinus.
Lahir
di Rocca Secca, Napoli, Italia. Ia seorang dokter gereja bangsa Italia.
Merupakan tokoh terbesar Skolastisisme, seorang yang suci di gereja Katolik
Romawi dan pendiri aliran yang dinyatakan menjadi filsafat resmi gereja
Katolik. Berusaha membuktikan bahwa iman Kristen secaa penuh dapat dibenarkan
dengan pemikiran logis. Menurutnya, semua kebenaran berasal dari Tuhan.
- Skolastik
Akhir.
Ditandai dengan rasa jemu terhadap
segala macam pemikiran filsafat yang menjadi kiblat sehingga memperlihatkan
stagnasi. Tokohnya antara lain :
- William
Ockham (1285 – 1349).
Ahli
pikir Inggris yang beraliran Skolastik.Dipenjara di Avignon karena terlibbat
petengkaran Umum dengan Paus John XXII. Menurutnya, pemikiran manusia hanya
dapat mengetahui barang atau kejadian individual. Membantah anggapan Skolastik
bahwa logika dapat membuktikan doktrin teologis.
- Nicolas
Casasus (1401 – 1464).
Terdapat
tiga cara untuk mengena, yaitu lewat indra, akal dan intuisi. Dengan tiga cara
ini, ia mengupayakan mempersatukan seluruh pemikiran abad pertengahan, yang
dibuat ke suatu sintesis yang lebih luas.
- Skolastik
Arab (Islam).
Hasbullah
bakry menerangkan bahwa istilah skolastik islam jarang dipakai di kalangan uat
islam, yang sering dipakai yaitu ilmu kalam dan filsafat islam. Tokohnya yaitu
; Al-Farab, Ibnu Sina, Al-Kindi, Ibnu Rusyd. Memberikan sumbangan yang besar
terhadap Eropa dalam bidang ilmu pengetahuan. Dengan menganggap bahwa filsafat
Aristoteles benar, Plato dan Alquran benar, mereka mengadakan sinkretisme
antara agama dan filsafat. Pemikiran inilah yang menjadi sumbangan kaum islam
terhadap Eropa. Karena mereka tidak mau mengakui secara terus terang jasa para
ahli pikir isla, akhirnya mereka menyembunyikan peranan ahli pikir islam atas
kemajuan dan peradaban Barat itu.
- Masa
Peralihan.
Masa ini diisi oleh gerakan
kerohanian yang bersifat pembeharuan. Juga merupakan embrio masa modern. Masa
ini ditandai dengan munculnya beberapa ajaran yaitu ;
- Renaissance.
Renaissance atau kelahiran kembali
di Eropa merupakan suatu gelombang kebudayaan dan pemikiran yang dimulai di
Italia. Keudian di Prancis, Spanyol, dan menyebar ke seluruh Eropa. Tokohnya
adalah Leonardo da Vinci, Michelangelo, Machiavelli dan Giordano Bruno.
- Humanism.
Dipakai sebagai suatu pendirian di
kalangan ahli pikir Renaissance yang mencurahkan perhatiannya terhadap
pengajaran kesusastraan Yunani dan Romawi. Kemudian Humanisme berubah fungsi
menjadi gerakan untuk kembali melepaskan ikatan dari gereja dan berusaha
menemukan kembali sastra Yunani atau Romawi. Tokohnya adalah Boccaccio,
Petrarcus, Lorenco Vallia, Erasmus dan Thomas Morre.
- Reformasi.
Merupakan revolusi keagamaan di
Eropa Barat padaabad ke-16. Dimulai dari gerakan terhadap perbaikan keadaan
gereja Katolik, kemudian berkembang menjadi asas Protetantisme. Tokohnya adalah
Jean Calvin dan Martin Luther. Dalam filsafat Renaissance salah satu unsur
pokoknya adalah manusia.
Landasan
dan kerangka berfikir Ilmia Filosofis : Ust Arianto AHMAD
Saebani.
Halm 440-450. Pustaka SETIA .BANDUNG.
Filsafat
Umum (akal dan hati sejak Thales sampai Capra) : Prof. Dr. Ahmad Tafsir
Pengantar
Filsafat : Louis O. Kattsoff.
Filsafasat
Umum : Asmoro Achamdi 2008
Filsafat
Umum (Dari Metologi sampai Teofilosofi) : Drs. Atang Abdul Hakim, Drs. Beni
Ahmad
[3] Kattsoff,
Louis. Pengantar Filsafat.
[5] Achmadi, Asmoro. Filsafat
Umum. Jakarta. Rajawali Persada. 2007. Halm 1.
[6] Achmadi, Asmoro. Filsafat
Umum. Jakarta. Rajawali Persada. 2007. Halm 2
[7] Asmoro, Achmad. Filsafat Umum.
Jakarta. Rajawali Persada. 2007. Halm 6
[8] Asmoro, Achmad. Filsafat Umum.
Jakarta. Rajawali. 2007. Halm 15
[10] Hakim, Atang Abdul. Filsafat Umum (Dari Metologi sampai Teofilosofi). Bandung. 2008.
Setia Pustaka. Halm 440-450
[11] Hakim, Atang Abdul. Filsafat Umum (Dari Metologi sampai Teofilosofi). Bandung. 2008.
Setia Pustaka. Halm 440-450
0 Komentar
Penulisan markup di komentar