PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Latar Belakang Masalah Kurikulum sebagai suatu
rancangan dalam pendidikan memiliki posisi yang strategis, karenaseluruh
kegiatan pendidikan bermuara kepada kurikulum. Begitu pentingnya
kurikulum sebagaimana sentral kegiatan pendidikan, maka didalam penyusunannya
memerlukanlandasan atau fondasi yang kuat, melalui pemikiran dan penelitian
secara mendalam Dan pada dasarnya kurikulum merupakan suatu sistem yang terdiri
dari beberapa komponen. Melihat bahwa sangat pentingnya komponen-komponen dalam
kurikulum.
B. Perumusan
Masalah
1.
Pengertian
desain itruksional ?
2.
Tujuan
Intruksional ?
3.
Macam – macam
intruksional ?
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian desain
Instruksional
Desain merupakan kerangka, bentuk atau rancangan.langkah
pertama dalam fase pengembangan bagi setiap produk atau sistem yang direkayasa.
Desain juga dapat didefinisikan berbagai proses aplikasi berbagai teknik dan
prinsip bagi tujuan pendefinisian suatu perangkat, suatu proses atau sistem
dalam detail yang memadai untuk memungkinkan realisasi fisiknya.
Tujuan desainer adalah untuk menghasilkan suatu model
atau representasi dari entitas yang kemudian akan dibangun. Desain
pembelajaran adalah praktik penyusunan media teknologi komunikasi dan isi
untuk membantu agar dapat terjadi transfer pengetahuan secara
efektif antara pendidik dan peserta didik. Proses ini berisi penentuan status
awal dari pemahaman peserta didik, perumusan tujuan pembelajaran, dan merancang
“perlakuan” berbasis-media untuk membantu terjadinya transisi. Sebagai
suatu disiplin, desain pembelajaran secara historis dan tradisional berakar
pada kognitif dan perilaku.
Dengan kata lain, desain intruksional adalah keseluruhan
proses analisis kebutuhan dan tujuan belajar serta pengembangan teknik mengajar
dan materi pembelajarannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Termasuk di
dalamnya adalah pengembangan paket pembelajaran, kegiatan mengajar, uji coba,
revisi dan kegiatan mengevaluasi hasil belajar. Pendekatan sistem dalam
pendidikan dapat mencakup beberapa daerah bidang garapan. Misalnya pendekatan
sistem kurikulum, sistem pembelajaran, sistem implementasi, sistem implementasi
dan sebagainya.
Asumsi dasar yang melandasi perlunya desain pembelajaran ialah
sebagai berikut
a.
Diarahkan untuk membantu proses
belajar secara individual.
b.
Desain pembelajaran mempunyai
fase-fase jangka pendek dan jangka panjang.
c.
Dapat mempengaruhi perkembangan
individu secara maksimal.
d.
Didasarkan pada pengetahuan
tentang cara belajar manusia.
e.
Dilakukan dengan menerapkan pendekatan
sistem.
Pengembangan tersebut dipengaruhi oleh prosedur-prosedur
desain pembelajaran, namun prinsip-prinsip umumnya berasal dari aspek-aspek
komunikasi disamping proses belajar.
Prinsip – Prinsip Desain Instruksional (berdasarkan
Teori Belajar / Psikologi dan hasil penelitian) Pengulangan respon yang
menyenangkan (pengulangan).
Beane
( 1994 ) mengategorikan tujuan intruksioanal sebagai berikut :[1]
a. Tujuan konten dan tujuan proses
Tujuan Konten : terfokus pada penguasaan fakta,
prinsip, atau yang berkaitan dengan topik yang dipelajari.
Tujuan proses : berpusat pada perbaikan terhadap
konten atau tindakan yang disarankan oleh topik yang ada.
b. Tujuan tingkah laku
Tujuan intruksioanal khusus perlu melakukan
spesialisasi beberapa jenis tingkah laku, dengan maksud menyusun pembelajaran
aktual yang dapat di ukur.
c. Tujuan Penampilan
d. Tujuan ekspersif
e. Tujuan berdasarka taksonomi bloom
1. Mengetahui
2. Memahami
3. Menerapkan
4. Menganalisis
5. Menyintesis
6. Mengaevaluasi
Desain Instruksional dapat dilakukan melalui 2 pendekatan :
a.
Pendekatan-pengetahuan
(knowledge-oriented) peserta harus dapat menjelaskan prinsip-prinsip desain
instruksional.
b.
Pendekatan-produk
(product-oriented), peserta diharuskan menerapkan prinsip-prinsip ini dalam
mendesain sesuatu, menghasilkan produk desain
B.
Model-model desain
Instruksional
Ada banyak tokoh yang mengemukakan pendapatnya terkait
model pengembangan desain instruksional. Beberapa model pengembangan tersebut
antara lain adalah sebagai berikut :
Model Wong dan Roulerson mengemukakan enam langkah
pengembangan desain instruksional yaitu :
a.
Merumuskan tujuan.
b.
Menganalisis tujuan tugas
belajar.
c.
Mengelompokkan tugas-tugas
belajar dan memilih kondisi belajar yang tepat.
d.
Memilih metoda dan media.
e.
Mensintesiskan
komponen-komponen pembelajaran.
f.
Melakasanakan rencana,
mengevaluasi dan memberi umpan balik.
Model Banathy Secara garis besar, model desain intruksional Banathy meliputi enam
langkah pokok, yaitu :
a.
Merumuskan tujuan,
b.
Mengembangkan tes.
c.
Menganalisis kegiatan belajar.
d.
Mendesain sistem intruksional.
e.
Melakasanakan kegiatan dan
mengetes hasil.
f.
Merumuskan tujuan intruksional
Model IDI (Instructional Development Institute).
IDI telah dikembangkan di beberapa negara Asia-Eropa,
setelah berhasil di ratusan institusi pendidikan di Amerika. Model ini
menggunakan model pendekatan sistem yang meliputi tiga tahapan, yaitu:
a.
Pembatasan (define)
Identifikasi masalah, dimulai dengan analisis kebutuhan
atau disebut need assessment. Need assessment ini berusaha
mencari perbedaan antara apa yang ada dan apa yang idealnya. Karena banyaknya
kebutuhan pengajaran, maka perlu ditentukan prioritas mana yang lebih dahulu
dan mana yang selanjutnya. Ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu
karakteristik siswa, kondisi, dan sumber-sumber yang relevan.
b.
Pengembangan (develope)
Identifikasi tujuan, yaitu dengan menganalisis terlebih dahulu
tujuan instruksional yang hendak dicapai, baik tujuan instruksional umum (TIU)
dalam hal ini IDI menyebutkan dengan Terminal Objectives dan tujuan
instruksional khusus (TIK) yang disebut Enabling Objectives. TIK
merupakan penjabaran lebih rinci dari TIU.
TIK diperlukan karena Membantu siswa dan guru untuk memahami apa yang
diharapkan sebagai hasil dari kegiatan instruksional. TIK
merupakan building blocks dari pembelajaran yang diberikan. TIK merupakan
indikator tingkah laku yang harus dicapai siswa sesuai dengan kegiatan
instruksional yang diberikan.
Dalam menentukan metode pembelajaran, ada beberapa hal
yang dipertimbangkan, antara lain Metode apa yang cocok digunakan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Bagaimana urutan bahan yang akan disajikan Bentuk
instruksional apa yang dipilih sesuai dengan karakteristik siswa dan kondisinya
(ceramah, diskusi, praktikum, karyawisata, tugas individu/kelompok, dan
lain-lain).
c.
Penilaian (evaluate)
Setelah program instruksional disusun, diadakan tes uji
coba untuk menentukan kelemahan dan keunggulan, serta efisiensi dan
keefetifan dari program yang dikembangkan.
Model ISD (Instructional system design).
Rancangan sistem pembelajaran merupakan
prosedur terorganisir yang mencakup langkah-langkah menganalisis,
merancang, mengembangkan, melaksanakan dan menilai pembelajaran.
Langkah-langkah ini, dalam setiap poses memiliki dasar yang terpisah dalam
teori maupun praktek seperti halnya pada proses ISD secara keseluruhan. Dalam
pengutaraannya yang lebih sederhana adalah sebagai berikut :
a.
Menganalisis adalah
mengidentifikasi apa yang dipelajari.
b.
Merancang adalah menspesifikasi
proses dan produk.
c.
Mengembangkan adalah memandu
dan menghasilkan materi pembelajaran.
d.
Melaksanakan adalah menggunakan
materi dan strategi dalam konteks.
e.
Menilai adalah menentukan
kesesuaian pembelajaran.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Desain merupakan kerangka, bentuk atau rancangan.langkah
pertama dalam fase pengembangan bagi setiap produk atau sistem yang direkayasa.
Desain juga dapat didefinisikan berbagai proses aplikasi berbagai teknik dan
prinsip bagi tujuan pendefinisian suatu perangkat, suatu proses atau sistem
dalam detail yang memadai untuk memungkinkan realisasi fisiknya.
DAFTAR
PUSTAKA
Hamalik oemar ( 2009 ). Dasar Dasar Pengembangan Kurikulum.Bandung:PT Remaja Rosdakarya.
0 Komentar
Penulisan markup di komentar