PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang
Evolusi (dalam kajian biologi) berarti perubahan pada sifat-sifat
terwariskan suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi
berikutnya. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses
utama: variasi, reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi
ini dibawa oleh gen yang diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup dan
menjadi bervariasi dalam suatu populasi.
Sedangkan, biologi molekuler
merupakan ilmu yang mempelajari fungsi dan organisasi jasad hidup (organisme)
ditinjau dari struktur dan regulasi molekular unsur atau komponen penyusunnya.
Dalam makalah ini kita akan mempelajari
tentang kaitan antara biologi molekuler sehingga dapat menyebabkan adanya suatu
evolusi dalam kehidupan, mulai dari terbentuknya planet sampai adanya kehidupan
di bumi ini, dan semua hal ini berkaitan dengan biologi molekuler.
2. Rumusan
Masalah
a. Apakah
yang dimaksud dengan biologi molekuler?
b. Bagaimanakah
cakupan dari biologi molekuler?
c. Seperti
apakah garis besar dari evolusi molekuler?
d. Bagaimanakah
urutan dari proses evolusi molekuler?
3. Tujuan
a. Untuk
mengetahui yang dimaksud dengan biologi molekuler.
b. Untuk
mengetahui cakupan biologi molekuler.
c. Untuk
mengetahui garis besar dari evolusi molekuler.
d. Untuk
mengetahui urutan proses evolusi molekuler.
BAB
II
PEMBAHASAN
1. Pengertian
Biologi Molekuler
Biologi molekuler dapat di definisikan
sebagai ilmu yang mempelajari fungsi dan organisasi jasad hidup (organisme)
ditinjau dari struktur dan regulasi molekular unsur atau komponen penyusunnya.
Istilah biologi molekuler pertama kali di gunakan oleh William Astbury
pada tahun 1945 untuk menjelaskan struktur kimia dan fisika makromolekul
biologis. Dengan perkembangan biologi modern,cakupan biologi molekuler kini
tidak lagi hanya sebatas struktur kimia atau fisika, melainkan juga fungsi dan
organisasi molekul tersebut di dalam
jasad hidup serta interaksi antarkomponen selular. Beberapa penulis membuat
batasan mengenai biologi molekular secara sempit, yaitu suatu ilmu yang
mempelajari organisasi , aktivitas dan regulasi gen pada aras molekul. Termasuk
di dalam batasan ini adalah kajian replikasi DNA, transkipsi, translasi,
rekombinasi dan translokasi.
Biologi molekuler sebenarnya merupakan
disiplin ilmu yang perkembangannya tidak dapat dilepaskan dari perkembangan
ilmu-ilmu lain. Bidang-bidang ilmu seperti biologi sel, genetika, biokimia,
kimia organik, dan biofisika merupakan ilmu-ilmu yang secara langsung
mempengaruhi perumusan biologi molekuler sebagai sebuah disiplin ilmu yang
akihirnya berkembang secara mandiri.
Pada dasarnya bidang-bidang ilmu
tersebut mempelajari satu objek yang sama yaitu jasad hidup, namun dengan
pendekatan dan sudut pandang yang berbeda. Jasad hidup dapat dibedakan menjadi
dua kelompok besar yaitu jasad hidup seluler dan jasad hidup non seluler. Jasad
hidup seluler tersusun atas satuan (unit) yang berupa sel. Sel mempunyai
bermacam-macam komponen subseluler dan organel yang terorganisasi dalam satu
kesatuan yang padu. Beberapa contoh jasad hidup selular adalah bakteri, jamur,
tumbuhan, hewan dan manusia. Pada virus atau bakteriofag yang merupakan
kelompok jasad hidup non selular. Virus adalah parasit obligat sehingga hanya
menunjukkan ciri-ciri kehidupan jika berada di dalam sistem biologi (jasad
seluler) yang sesuai.
2. Cakupan
Biologi Molekuler
Tujuan akhir studi biologi molekuler
adalah memahami dasar-dasar molekuler yang menentukan sifat dan fenomena
biologis. Reaksi-reaksi kimia di dalam jasad hidup adalah contoh fenomena
biologis. Meskipun demikian, studi reaksi kimia biologis lebih dianggap sebagai
ilmu biokimia sejauh pembahasannya hanya mencakup saling hubungan antara
reaktan dan produk reaksi. Akan tetapi telah banyak diketahui bahwa
keseimbangan reaksi biokimia dapat di pengaruhi misalnya oleh perubahan
ekspresi gen yang mengkode sintesis enzim-enzim yang berperan di dalam reaksi
biokimia. Oleh karena itu pembahasan mengenai perubahan ekspresis gen yang
menyebabkan perubahan reaksi biokimia tercakup di dalam studi biologi molekuler.
3. Garis
Besar Evolusi Molekuler
Suatu sistem kehidupan harus dapat mereplikasikan
materi genetiknya dan mampu berevolusi. Protein sangat penting dalam replikasi
DNA, tetapi sebagian besar potein di sintesis pada cetakan RNA dan cetakan RNA
itu sendiri disintesis pada cetakan DNA.
Molekul RNA diduga merupakan molekul genom atau enzim
primordial (purba) pada sistem-sistem kehidupan primitif. Gula ribose lebih
mudah disintesis pada simulasi kondisi primordial dibandingkan gula
deoksiribosa. Prekursor DNA dari semua sel yang hidup pada saat ini dihasilkan
dari reduksi nucleosid difosfat RNA oleh enzim protein yang disebut
ribonukleosida difosfat reduktase. Enzim ini terdapat pada semua sel modern
dengan hanya sedikit perbedaan struktur. Hal tersebut tanpa menunjukan bahwa
enzim ini adalah enzim purba yang telah melakukan tugas penting yang sepanjang
sejarah evolusioner yang panjang. Sistem-sisitem kehidupan dengan genom RNA
diduga telah berevolusi terlebih dahulu. Genom-genom DNA yang lebih stabil
dievolusikan kemudian untuk menyimpan informasi genetik.
Selain itu, DNA lebih kecil kemungkinannya untuk
membentuk konfigurasi- konfigurasi tiga dimesi yang kompleks akibat
ketidakadaan gugus 2 hidroksilnya yang telah dapat mengakibatkan ikatan
hidrogen yang tidak biasa. Secara bertahap, protein mulai mengambil alih
fungsi-fungsi kataltik yang sebelumnya dilaksanakan oleh molekul-molekul RNA.
Hal ini memberikan flaksibilitas yang tinggi di dalam sequence karena terdapat
20 asam amino dan hanya 4 ribonukleotida. Selain itu, bentuk tiga dimensi
molekul RNA membutuhlan suatu sequence komplementer ditempat lain pada
untaiannya untuk dapat membentuk ikatan hydrogen.
Sintesis-sintesis kehidupan awal yang bisa membuat
berbagai protein penting cenderung memiliki keuntungan selektif dibandingkan
sistem-sistem dengan protein- protein yang terbatas. Dengan demikian, seleksi
mendorong munculnya variasi-variasi pada protoribosom, tRNA, dan tRNA sintesis
awal. Proses ini diduga telah menghasilkan satu set ribosom spesifik-peptida yang
masing-masing mempunyai sekuens mRNA. Dengan demikian, suatu kode genetik
primitif dapat termantapkan sebagai set-set tRNA sintase dan protoribosom
spesifik-peptida berevolusi.
Silahkan Download Link ini untuk membaca Secara lengkap Makalah tentang PENDEKATAN BIOMOLEKULER DALAM PERKEMBANGAN EVOLUSI
0 Komentar
Penulisan markup di komentar