Hentikan
menyogok wanita
Selama
belasan atau puluhan tahun, tergantung umur Anda sekarang ini, Anda sudah
terbiasa ngebayarin wanita ketika sedang nonton atau sekedar jalan, atau suka
membelikan mereka hadiah-hadiah yang Anda tahu mereka inginkan.
Anda
pasti sering melihat bagaimana hal tersebut dilakukan dalam film atau cerita,
bagaimana sang wanita tersentuh dengan kebaikan sang pria dan berpacaran
dengannya.
Minggu
lalu, karena kebetulan sedang membeli minuman yang sama, saya tidak sengaja
menguping tiga orang pria yang berebutan ngebayarin minuman Quickly yang dibeli
oleh seorang wanita di grup mereka.
Bukan
cuma kita pria yang sudah terhipnotis untuk otomatis mengeluarkan kocek
ngebayarin wanita, tapi pola itu juga sudah menjadi kebiasaan yang dilakukan
wanita di mana-mana.
Bulan
lalu, beberapa langkah sebelum sampai di ticket box di 21 Plaza Semanggi,
wanita yang saya hit di minggu sebelumnya berkata dengan ringan, “Elo bayarin
gue, OK?”
Jika
si pria tidak pernah memulai janji traktir, then si wanita tidak akan malu-malu
menagihnya, tentu dengan bibir yang tersenyum manis.
Mundur
beberapa tahun, ketika kuliah dulu, saya memiliki sahabat dekat yang terlihat
sangat gaul sekali. Dia rasanya mengenal dan dikenal semua wanita, bukan hanya
di fakultas kami saja, tapi juga fakultas lainnya yang letaknya bersebelahan.
Saat
itu, sekalipun diam saja dan menyimpan dalam hati, saya merasa penasaran
bercampur sedikit kagum dengan kemampuannya untuk menarik wanita-wanita di
sekitarnya.
”Apa
yang dinilai oleh wanita-wanita dari dia, yang tidak bisa didapatkan dari gue,
sehingga dia bisa akrab dengan banyak wanita?” pikir saya setiap kali
melihatnya bercengkerama dengan wanita-wanita di kampus.
Tidak
perlu observasi yang lama untuk bisa menangkap modus operandinya: pria supplier
(penyedia). Teman saya sangat aktif berkenalan dengan wanita baru yang menarik
perhatiannya, lalu suatu saat dalam interaksi tersebut dia akan memulai
inisiasi untuk ngebayarin atau membelikan sesuatu pada sang wanita.
Tidak
heran wanita senang berinteraksi dengannya. Tidak heran dia sering dikelilingi
oleh satu dua wanita setiap saatnya. Tidak heran dia selalu disapa oleh
wanita-wanita kemanapun dia pergi.
Jadi
berdasarkan kasus teman saya dan kejadian lainnya di atas, kita bisa
menyimpulkan bahwa jika ingin melakukan pendekatan pada wanita target yang kita
inginkan, atau ingin memperbesar kesempatan bertemu dan menggaet segelintir
wanita alternatif lainnya, maka kita harus melakukannya dengan strategi
traktiran dan hadiah.
Setiap
film, lagu, teman pria dan wanita Anda bukan saja memberikan saran yang serupa,
bahkan juga memberikan contoh-contoh keberhasilannya
Jika
semua orang yang Anda kenal memberikan konfirmasi, jika hal tersebut sudah
menjadi kebiasaan umum yang sudah setua usia peradaban manusia, maka itu pasti
modus operandi yang benar, bukan?
Salah!
Hari
ini Anda belajar akan belajar tentang sebuah racun mematikan yang menjangkiti
hampir semua pria-pria jomblo di dunia.
Dalam
e-book 13
Kesalahan Yang Sering Dilakukan Pria, saya mengomentari racun ini adalah
cara jitu cepat untuk menyampaikan pada wanita target bahwa Anda tidak memiliki
kepribadian yang berkualitas.
Mengapa
demikian?
Karena
ketika Anda mentraktir, Anda sebenarnya membayar wanita itu untuk kesempatan
dan waktu berinteraksi dengannya. Anda terus ngebayarin dan menambahkan
intensitas, berharap dengan banyaknya kesempatan interaksi tersebut, dia akan
mengenal Anda cukup intim, cukup tersentuh hingga akhirnya ingin menjalani
hubungan yang serius dan berkualitas dengan Anda.
Tapi
coba jawab ini: jika Anda memang berkualitas dan menyenangkan, apakah Anda
perlu sampai membayar orang demi bersenang-senang dan menghabiskan waktu dengan
Anda?
Mentraktir
sama sekali tidak ada hubungannya dengan Anda bersikap asyik apalagi gentleman.
Justru yang terjadi adalah Anda terlihat murahan dan putus asa. Ditambah lagi,
jika seseorang terbiasa mentraktir wanita, dia tidak akan melakukannya pada
satu wanita target, tapi ke semua wanita yang berada dalam daftar ngarep dan
PDKT-nya. Itu yang terjadi dengan sahabat saya di kampus tersebut. Saya yakin
Anda pasti juga pernah, jika bukan masih, bermain dengan strategi yang sama.
Saya
menyebutnya memberikan kompensasi, Jet menyebutnya dengan menyogok. Apapun
sebutannya, hal tersebut tidak akan pernah memberikan hasil seperti yang Anda
pikirkan.
Jika
Anda beruntung dan persaingan tidak terlalu ketat, Anda mungkin akan bisa
dikelilingi dengan wanita-wanita yang menarik. Tapi dari pengalaman Anda, coba
ingat baik-baik sampai detik berapa banyak wanita target yang sudah berhasil
Anda gol-kan hingga memasuki romance?
Saya
berani bertaruh hasilnya NOL KOMA NOL BESAR.
Kalaupun
ada, nasib hubungan kalian tidak berumur lama.
Besar
pasak daripada tiang, demikian kata pepatah.
Coba
tanya kenapa.
Jauh
di dalam diri Anda sebenarnya tahu alasannya, tapi Anda tidak menyadarinya
jarang sekali mengakses sisi analisa kritis tersebut. Jadi gunakan waktu ini
untuk ‘memaksa’ diri Anda sedikit lebih kritis dari biasanya. Lakukan hal ini
demi masa depan Anda sendiri.
Ketika
rajin ngebayarin teman wanita yang sedang Anda targetkan, Anda sibuk memenuhi
kebutuhan eksternalnya, yaitu materi fisik yang diinginkan oleh manusia pada
umumnya, mis. makan-minum, punya barang baru, fasilitas, bersenang-senang, dsb.
Penyakit
dari manusia adalah ketika sudah mencapai posisi yang enak dan nyaman, dia akan
berusaha mempertahankan hal tersebut sehingga menahan segala keinginan lain
yang mungkin bisa merusak kenyamanan tersebut.
Seorang
wanita yang sudah mendapatkan segala sesuatu yang dia butuhkan ketika berada
pada posisi teman-saja dengan Anda tentu tidak akan berniat untuk meningkatkan
hubungan karena mengandung setidaknya dua resiko yang berbahaya:
a.
“Jadi temen aja udah enak banget dibayarin kemana-mana, kalo kita jadian and
trus entah gimana putus, ilang deh semua fasilitas bginian.”
b.
“Kalo dia gue jadiin pacar, pasti teman pria-pria suppliers lain yang suka
ngebayarin gue bakalan berkurang dong. Gile aje, ngga mungkin dong...”
Catat
bahwa kedua hal ini tersebut muncul secara otomatis di alam bawah sadar wanita,
terutama mereka yang tergolong wanita inflasi sudah biasa dikelilingi oleh
pria-pria supplier dan ngarep.
Jadi
sekarang Anda tahu mengapa sejumlah wanita ngarepan Anda selalu menerima saja
ketika Anda mengajaknya nonton, makan, ice-skating, atau melakukan aktifitas
lainnya dengan biaya yang keluar dari dompet Anda.
Sama
sekali bukan karena mereka tertarik dan sedang ingin mengenal Anda, atau
memberikan Anda kesempatan untuk mendekatinya.
Tidak,
sobat.
Mereka
bersedia menghabiskan waktu dengan Anda hanya karena Anda sudah membayarnya
untuk melakukan demikian. Jangan coba tanya apakah hal itu benar kepada wanita
karena tentu mereka akan menyangkalnya!
“Jalan-jalan,
makan-minum, nonton, dan belanja aja udah seru, apalagi kalo ada yang
ngebayarin. Kepuasan dobel! Gue cuman perlu nemenin dan jadi temen curhatnya,
sambil dengerin jokes nya yang basi dan sedikit pura-pura ketawa. Sejauh logika
gue sih ini negosiasi yang bagus.”
Anda
memang berhasil mendekatinya, bro, tapi lihat sekeliling Anda ada berapa ratus
pria lainnya yang mencapai level yang sama dengan melakukan taktik serupa. Jadi
jangan harap apa yang sudah Anda lakukan itu bisa dianggap spesial atau
membuatnya tergoda untuk memilih Anda dibandingkan segudang pria lainnya!
Anda
mungkin komplain, “Ah, tapi kalo emang dia ngga tertarik ama gue, kenapa dia
ngga nolak ajakan atau hadiah atau traktiran gue?”
Inilah
yang muncul dalam logika wanita ketika Anda terus saja menyiraminya dengan
berbagai perhatian, termasuk akses finansial:
“Dia
nawarin, ya goblok aja kalo ngga diambil. Kalopun dia ngga nawarin duluan, dia
selalu ngasih juga kalo gue minta. Teman baik kayak gitu ngga bakalan gue
tinggalin, kecuali dia mulai minta yang macem-macem.”
Saya
bisa mendengar sebagian kecil pria yang berseloroh, “Ah, wanita target gue tuh
anak baek-baek, ngga begitu pola pikirnya. So jauh lebih baik terus jadi
supplier dan nunggu aja. Gue percaya komitmen dan kesetiaan akan membuahkan
hasil.”
Dude,
seriously…
…
open your eyes!
Atau
Anda akan mati di usia muda karena stress dan gagal ginjal!
Sekarang
Anda harus belajar mengerti dan menerima fakta bahwa wanita-wanita itu suka
bergaul dengan Anda dan menikmati pemberian Anda sama sekali tidak berarti dia
tertarik untuk menjadi kekasih Anda.
Saya
akan jelaskan lebih lanjut. Tadi saya sempat menyebut tentang kebutuhan
eksternal, yaitu hal-hal mengacu pada pemuasan materi fisik. Sekalipun dalam
romance terdapat faktor interaksi fisik (sentuhan dan seks), namun bagi wanita
hal tersebut tidak tergolong ke dalam materi fisik; bagi mereka hal-hal
romance, cinta dan seks masuk ke dalam kebutuhan internal, yakni materi yang
berkenaan dengan kepuasan emosi dan jiwa.
Sebuah
penelitian baru-baru ini mengungkapkan bahwa untuk dapat mengalami orgasme yang
penuh, seorang wanita harus berani untuk melepaskan kendali atas dirinya,
mempercayakan diri sepenuhnya pada si pria dan merelakan dirinya terlihat lemah
dan memalukan ketika sang pria membawanya pada titik klimaks yang meledak-ledak.
Itu
sebabnya wanita-wanita selalu mencari pria yang memiliki jiwa kepemimpinan dan
dominan agar mereka dapat dengan tenang menyerahkan diri mereka dan tenggelam
menikmati misteri petualangan romance yang diberikan oleh pria tersebut.
Apakah
itu sesuatu yang bisa diberikan oleh pria supplier baik hati yang rajin
mentraktir?
Sama
sekali tidak.
Kecuali
dia memang super tajir, jarang sekali pria supplier memiliki komponen
kepemimpinan, dominan, dan petualangan yang memadai.
Yang
ada justru pria supplier adalah kumpulan pria baik-baik yang serba membosankan
lemah dalam hidupnya dan begitu tidak percaya diri sehingga harus menyogok
wanita demi mau bermain dengan mereka.
Wanita
yang berkualitas tidak akan tertarik secara romansa dengan pria supplier karena
sifat tersebut bukan hal yang menggambarkan imajinasi petualangan cinta yang
mendebarkan.
Apakah
sekarang Anda mengerti mengapa mereka menerima setiap kali Anda mengajaknya
bersenang-senang, tapi ketika mereka ingin bersenang-senang, mereka jarang mengajak
Anda dan memilih untuk melakukannya dengan pria-pria lain, bahkan jadian dengan
pria yang justru tidak sebaik diri Anda?
Karena
Anda tidak merasa memiliki kualitas cukup menarik yang diinginkan oleh
wanita tanpa embel-embel dan imbalan fasilitas.
Karena
mentraktir dan memberi hadiah sekeren apapun tidak akan bisa menutupi
keminderan Anda akan diri sendiri.
Karena
wanita tidak pernah tertarik pada pecundang yang bersedia mengobral kompensasi
sebanyak mungkin demi kehadiran seorang wanita untuk melengkapi hidupnya.
Saya
harap saat ini saya sudah menyakiti diri Anda cukup parah hingga Anda merasa
muak dengan keadaan selama ini dan ingin mengubah pola hidup Anda sekarang
juga.
Sekali
lagi, setiap kali Anda bersedia mengeluarkan begitu banyak investasi secara
finansial ketika mendekati wanita, Anda tidak akan mendapatkan apa-apa selain,
“Hey, elo teman gue paling baik dan paling kenal gue, dan kita akan selalu
menjadi teman sejati selamanya.”
Kalau
ternyata Anda berhasil memancing wanita untuk jadian lewat strategi pria
supplier, maka umur kalian hanya sejauh (a) seberapa lama sebelum seluruh
resource Anda terkuras habis, (b) seberapa lama sampai akhirnya Anda muak
karena si wanita tidak benar-benar menginginkan Anda, (c) seberapa lama sebelum
wanita Anda menemukan pria lain yang lebih supplier daripada Anda, atau
kombinasi ketiganya.
Sobat,
menjadi pria supplier yang rajin mentraktir target (baca: memberi kompensasi
dan sogokan) bukan strategi yang cerdas, baik dalam usaha pendekatan maupun
setelah dalam hubungan.
Dalam
setiap workshop Hitman System, saya selalu menekankan peserta untuk bertemu dan
menjalani hubungan dengan wanita sebanyak mungkin. Anda bisa bayangkan betapa
besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk aktifitas itu jika mereka masih
memakai paradigma pria supplier.
Itu
sebabnya kami mengajarkan pada mereka bagaimana caranya menciptakan karakter
yang kuat semenjak awal interaksi bahwa Anda tidak bisa dianggap sebagai pria
desperate yang bersedia mengeluarkan uang demi mendekati wanita, bahkan mampu
menolak ketika sang wanita meminta tanpa membuatnya merasa keberatan atau
membatalkan acara.
Saya
tidak bisa membagikan tehniknya dalam artikel ini, sekalipun Anda bisa
menerka-nerka sendiri sejumlah strateginya jika membaca artikel dan Q&A
yang tersedia di websitewww.hitmansystem.com .
Jika
Anda selama ini selalu jadi bulan-bulanan nasib, kewalahan harus ngebayarin
wanita tanpa pernah melihat hasil yang Anda inginkan, lebih baik Anda menabung
semua pengeluaran tersebut untuk mengikuti Hitman System
Exclusive Workshop di bulan yang bersangkutan.
Investasi
yang Anda berikan untuk mengembangkan diri Anda tersebut akan membuahkan nilai
yang berlipat ganda dibandingkan jika Anda pakai untuk menyumbang pulsa,
mentraktir J.Co, atau membelikan kalung-gelang dan boneka pada wanita yang Anda
incar.
Lalu
kelanjutan pengalaman saya di awal artikel ini, apa yang saya jawab pada wanita
yang meminta saya mentraktirnya nonton di Plaza Semanggi?
Saya
tidak menjawab apa-apa.
Ketika
langkah kami tiba di depan loket 21, saya langsung menyebutkan film yang ingin
ditonton berikut dua posisi tempat duduk, lalu berbalik menatap mata sang
wanita dengan santai.
Tiga
detik kemudian terdengar suara, “Terima kasih, selamat menonton,” dari
penjaga ticketbox.
“Good
girl,” jawab saya sambil menepuk kepala wanita target tersebut, berjalan ke
arah pintu studio, meninggalkannya yang sibuk membereskan uang kembalian dan
memasukkan dompet ke dalam tas lengannya.
0 Komentar
Penulisan markup di komentar